Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Berinvestasi di Tengah Ancaman Resesi? Simak Ulasan Berikut Ini

Kompas.com - 23/09/2020, 16:30 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Indonesia kini tengah bersiap menghadapi resesi ekonomi akibat pandemi virus corona yang tak kunjung usai.

Menteri Keuangan Sri Mulyani, diberitakan Kompas.com pada Selasa (22/9/2020), memperkirakan pertumbuhan ekonomi RI di kuartal III tahun 2020 minus antara 1,1 persen hingga 2,9 persen.

Jika hal tersebut benar terjadi, maka ekonomi Indonesia masuk dalam kategori resesi teknis, karena dua kuartal berturut minus.

Sebelumnya, pada kuartal II 2020, pertumbuhan ekonomi Tanah Air sudah mengalami kontraksi 5,32 persen.

Bagi Anda yang memiliki cadangan dana dan ingin berinvestasi di tengah ancaman resesi, ada sejumlah hal yang perlu dipertimbangkan. 

Sebab, menurut Perencana Keuangan Ahmad Gozali, resesi sebetulnya sudah terjadi, hanya tinggal menunggu konfirmasi resmi dari pemerintah.

Ia menjelaskan efek dari resesi sudah dirasakan di dunia investasi dalam lima bulan terakhir. 

"Namun, mungkin akan ada dampak tambahan setelah terkonfirmasi resesi terkait dengan psikologi pasar," kata Gozali saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/9/2020).

Baca juga: Di Ambang Resesi, Bagaimana Tips Mengatur Keuangan yang Baik?

Gozali mengatakan, di masa ketidakpastian ekonomi dan resesi, biasanya persepsi risiko investasi menjadi semakin tinggi.

Oleh karena itu, investor cenderung menjauhi investasi yang berisiko tinggi.

"Saham termasuk yang akan lebih dihindari di masa resesi. Terutama sektor energi, properti, pariwisata yang terdampak secara langsung," ujar dia.

Meski begitu, ia menilai ada sejumlah saham yang masih baik untuk dilirik para investor.

Yakni saham yang defensif seperti consumer goods.

"Karena ini saham-saham produsen barang konsumer yang penjualannya cenderung stabil walaupun terjadi resesi," kata Gozali.

Baca juga: Ancaman Resesi, Masyarakat Jangan Latah Belanja karena Gaya Hidup

Selain itu, investor juga bisa memilih jenis investasi yang minim risiko, misalnya saja SBN (Surat Berharga Negara).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com