Selain itu, obligasi dan sukuk menurutnya juga akan lebih diminati para investor karena risiko yang rendah.
"Emas dan USD juga mungkin akan lebih dicari sebagai safe haven," ujar dia.
Terpisah, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penurunan aktivitas konsumsi masyarakat akibat perekonomian yang melemah menjadi pendorong kelesuan dalam investasi saham.
"Masyarakat ini punya uang, tapi uangnya disimpan. Kenapa? Karena ada ketakutan yang disebabkan ketidakjelasan situasi di bulan Oktober-Desember. Sehingga, konsumsi masyarakat mengalami penurunan dan investasi pun juga stagnan," kata Ibrahim saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/9/2020).
Baca juga: Jika Terjadi Resesi Ekonomi, Apa Dampaknya pada Harga Bahan Pokok?
Ibrahim menyebut, saham yang stagnan ini terjadi di berbagai lini, termasuk infrastruktur dan ritel. Emiten di kedua sektor itu dia sebut akan mengalami penurunan.
"Kita harus lihat, di lapangan itu orang yang sampai saat ini berani buka makan di tempat itu hanya warteg. Lainnya tidak berani, karena ada ketakutan izinnya akan dicabut," kata Ibrahim,
Ibrahim berpendapat di bulan Oktober mendatang, konsumsi masyarakat dan investasi, kemungkinan besar masih akan tetap stagnan.
"Masyarakat saat ini memang sedang lesu. Ditambah lagi akan ada PHK di mana-mana pada saat resesi nanti terjadi. Bahkan sebelum resesi, masyarakat yang karena WFH hanya bekerja dua atau tiga hari seminggu, mereka digajinya harian. Dan pendapatan mereka turun jauh," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.