Adanya resesi dan jumlah pengangguran yang membayangi negara itu menyebabkan pembelanjaan uang pajak banyak disoroti.
"Ketika kami menyebutkan masalah kami, kami tidak pernah berbicara tentang penyebab sebenarnya dari itu. Ini harus berakhir pada generasi kami," ujar Anggota kunci UFTD Parit Chiwarak kepada The Sunday Times seperti dikutip dari Strait Times.
Pemerintah sejauh ini menghindari adanya konfrontasi langsung dengan para demonstran.
Menanggapi aksi ini, Perdana Menteri Prayut mengingatkan soal risiko penyebaran infeksi virus corona dari aksi ini.
"Ketika Anda berkumpul dalam gerombolan, Anda menciptakan risiko infeksi baru yang sangat besar. Dan dengan itu, Anda juga menciptakan risiko yang sangat besar bagi mata pencaharian puluhan juta orang Thailand," kata dia.
Prayut mengatakan, meski ia telah meminta polisi bersikap toleran, aksi protes itu akan menunda pemulihan bisnis dan memengaruhi kepercayaan bisnis.
Ia juga menyebut, para wisatawan akan berpikir dua kali jika mereka ingin kembali ke Thailand.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.