Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Thailand Dinilai Sukses Kendalikan Corona, Sejumlah Warga Mulai Lengah

Kompas.com - 01/06/2020, 19:35 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketika seorang turis China didiagnosis positif virus corona pada 13 Januari dan diketahui sebagai infeksi pertama di luar China, Thailand diprediksi akan sangat terdampak oleh Covid-19.

Dilansir dari Asia Times (26/5/2020), Thailand menerima ratusan ribu turis China selama liburan Tahun Baru Imlek dan membiarkan perbatasannya tetap terbuka.

Ketika seorang dokter ternama di Rumah Sakit Siriraj memperkirakan adanya 350.000 kasus dan 7.000 kematian pada 26 Maret, Perdana Menteri Prayut Chan-ocha langsung menerapkan aturan darurat, manajemen krisis terpusat, dan penguncian secara bertahap.

Kasus infeksi menurun

Namun setelah itu infeksi harian Thailand pun cenderung menurun setelah melaporkan data harian tertinggi pada 22 Maret sebanyak 188 kasus dan secara berangsur-angsur menjadi nol kasus harian pada 24 Mei.

Dibandingkan negara tetangganya di Asia Tenggara, kasus Covid-19 di Thailand termasuk sedikit dengan 3.081 kasus dan 57 kematian sejak Januari.

Baca juga: Sukses Kendalikan Virus Corona, Thailand Mulai Kembali Buka Pariwisata

Meski banyak analis, pakar, dan diplomat meragukan angka resmi itu, tapi hanya sedikit pihak yang percaya jika pemerintah menyembunyikan angka resminya.

Sebab, dengan pers yang relatif bebas dan media sosial yang bahkan lebih bebas, para pejabat tentu akan kesulitan untuk menyembunyikan berbagai kasus.

Sementara para peneliti dan ilmuwan masih bergulat dalam melihat alasan mengapa sejumlah negara lebih terpukul, Thailand sejauh ini cenderung berutang pada sejumlah faktor.

Hal itu termasuk perintah untuk tetap tinggal di rumah dan penerapan jarak sosial telah dipatuhi sebagai tugas patriotik.

Faktor budaya

Keberhasilan Thailand juga bisa disebabkan oleh faktor budaya, seperti budaya tradisional menyapa tanpa menyentuh melalui doa.

Selain itu, sikap diam yang diilhami oleh ajaran Buddhisme dapat dirasakan di transportasi umum yang seringkali terlihat senyap. Sikap ini bisa melindungi seseorang dari penyebaran virus melalui udara.

Baca juga: Sekolah Dibuka Kembali Juli, Berikut Langkah-langkah yang Dibuat Pemerintah Thailand

Secara lebih klinis, sistem perawatan kesehatan umum Thailand termasuk yang terbaik di regional dengan perawatan medis berbiaya rendah yang tersedia hampir secara nasional.

Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memandang jumlah kasus Covid-19 Thailand sebagai data anekdotal karena kurangnya pengujian yang sistematis.

Thailand telah menguji sekitar 376.000 di negara berpenduduk hampir 70 juta.

Para ahli mengatakan, Thailand membutuhkan pengawasan yang lebih sistematis dan bertarget untuk mendapatkan pegangan yang kuat tentang sejauh mana wabah menyebar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com