Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Yoshihide Suga, Calon Perdana Menteri Jepang Pengganti Shinzo Abe

Kompas.com - 14/09/2020, 19:47 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Yoshihide Suga telah memenangi pemilihan ketua Partai Demokrasi Liberal (LDP), partai berkuasa di Jepang pada Senin (14/9/2020).

Dengan kemenangan ini, Suga berpeluang besar menjadi Perdana Menteri (PM) Jepang, menggantikan Shinzo Abe yang mengundurkan diri karena masalah kesehatan.

Suga berhasil meraup 377 suara atau sekitar 70 persen suara yang berasal dari anggota parlemen dan cabang LDP di seluruh prefektur di Jepang.

Ia mengalahkan dua pesaingnya, yaitu mantan Menteri Luar Negeri Fumio Kishida dan mantan Menteri Pertahanan Shigeru Ishiba.

Nantinya, ia akan resmi menjadi PM Jepang setelah parlemen Jepang yang dikuasai LDP, melakukan pemungutan suara pada Rabu (16/9/2020) mendatang.

Baca juga: Menangi Pemilihan Ketua Partai, Yoshihide Suga Bakal Jadi PM Jepang

Lantas siapakah Yoshihide Suga?

Anak petani stroberi

Dilahirkan pada 6 Desember 1948 di Prefektur Akita, Suga merupakan anak dari seorang petani stroberi. Sebagai putra tertua, ia kerap membantu orang tuanya di ladang.

Meski demikian, Suga enggan menjadi petani dan bertekad untuk merantau ke Tokyo demi mencari pekerjaan lain.

Dilansir dari Kyodo News English, Senin (14/9/2020), ia kemudian mendaftar kuliah di Hosei University pada 1969.

Dibandingkan mengikuti gelombang protes mahasiswa terhadap aliansi Jepang-AS dan Perang Vietnam, Suga memilih untuk bekerja untuk membiayai sekolahnya.

Ketertarikannya dalam bidang politik menguat beberapa tahun setelah lulus dan bekerja di perusahaan perawatan listrik.

Ia kemudian menjadi seketaris anggota Diet (Parlemen Jepang) dan mempelari seluk beluk perdagangan selama lebih dari satu dekade, sebelum akhirnya mencalonkan diri sebagai Dewan Kota Yokohama pada 1987.

Pada 1996, Suga memiliki kesempatan untuk memasuki politik nasional setelah menggantikan posisi seorang anggota DPR.

Baca juga: Yoshihide Suga Digadang-gadang jadi PM Jepang Pengganti Shinzo Abe

Kedekatan dengan Abe

Latar belakang dan perjalanan politik Suga sangat kontras dari Abe yang telah dipersiapkan untuk memangku jabatan sejak usia muda.

Sejak Abe berkuasa, Suga memiliki kedekatan dengannya. Suga bahkan menerima posisi kabinet pertamanya sebagai Menteri Dalam Negeri selama masa pertama Abe berkuasa dari 2006 hingga 2007.

Ia juga memainkan peran kunci dalam kembalinya Abe ke tampuk kekuasaan pada akhir 2012.

Dikutip dari CNN, Minggu (13/9/2020), Suga dikenal sebagai tangan kanan Abe setelah menjabat sebagai sekretaris kabinet Perdana Menteri.

Meski demikian, keduanya memiliki gaya yang sangat berbeda.

Baca juga: Kandidat Terkuat PM Jepang, Yoshihide Suga, Siap Lanjutkan Abenomics

Gila kerja

Suga juga dikenal sebagai seorang yang gila kerja. Ia bangun jam 5 pagi, menghabiskan satu jam memeriksa berita, termasuk semua surat kabar utama, berjalan-jalan 40 menit, melakukan 100 kali sit-up, sarapan, dan kemudian pergi bekerja ke kantor perdana menteri pada pukul 09.00 pagi.

Pada siang hari, Suga telah mengadakan konferensi pers dua kali sehari sebagai juru bicara pemerintah dan lusinan pertemuan.

Ia lebih suka makan mie soba untuk makan siang sehingga dia bisa selesai makan dalam lima menit.

Setelah meninggalkan kantor perdana menteri pada pukul 18:45, ia bertemu saat makan malam dengan politisi lain serta akademisi untuk bertukar pandangan tentang kebijakan.

Suga sering mengadakan dua atau tiga pertemuan ini setiap malam, sambil menjaga agar tidak makan terlalu banyak.

Baca juga: Orang Dekat Shinzo Abe Disebut Ikut Bursa Pemilihan PM Jepang

Tugas berat menanti

Sebuah jajak pendapat oleh Mainichi, salah satu surat kabar terbesar di Jepang, sebelum pengumuman pengunduran diri Abe menemukan bahwa 58,4 persen orang yang disurvei tidak puas dengan penanganannya terhadap pandemi.

Jajak pendapat itu membuktikan tugas berat yang telah menanti Suga.

Masalah utama, seperti utang pemerintah yang besar dan tingginya populasi orang lanjut usia juga patut mendapatkan perhatiannya.

Meski dipandang sebagai juru bicara sukses, tapi tak banyak yang tahu mengenai Suga.

"Tidak ada yang benar-benar tahu siapa pria ini. Dia bekerja di belakang layar," kata ahli politik Jepang Brad Glosserman.

"Ia punya cerita yang sangat bagus, sangat mandiri. Pertanyaannya, bagaimanapun, adalah sejauh mana dia memiliki kepribadian yang dapat bersinar," lanjutnya.

Sementara itu, seorang profesor ilmu politik Waseda University Etsushi Tanifuji mengatakan, Suga tidak memiliki visi besar untuk Jepang dan lebih merupakan pemecah masalah.

"Beberapa pemimpin memiliki ideologi dan mereka bertindak dengan itu sebagai cahaya penuntun mereka. Suga bukanlah politisi seperti itu," jelas dia.

Baca juga: Sanksi Pelanggar PSBB DKI Jakarta Apakah Efektif? Ini Kata Epidemiolog

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com