Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Selatan Hadapi Lonjakan Kasus Corona Gara-gara Aksi Demo

Kompas.com - 11/09/2020, 21:03 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Korea Selatan sempat menjadi sorotan ketika berhasil menangani pandemi Covid-19 pada awalnya.

Namun, Negeri Gingseng itu kembali menghadapi peningkatan kasus Covid-19 baru-baru ini.

Dilansir Reuters, Jumat (11/9/2020), Korea Selatan mencatatkan peningkatan kasus pada hari ini.

Hal itu terjadi saat demonstrasi politik memicu gelombang kedua dan kasus baru muncul di kelompok agama, olahraga, serta rumah sakit universitas.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan 176 kasus baru virus corona pada tengah malam Kamis, yang membuat total infeksi menjadi 21.919 kasus, dengan 350 kematian.

Gelombang baru infeksi Covid-19 Korea Selatan meletus di sebuah gereja yang para anggotanya menghadiri demo besar di pusat kota Seoul bulan lalu. Itu membuat penghitungan hariannya mencapai puncaknya selama beberapa bulan.

Jumlahnya terus turun ke angka 100-an kasus sejak pemerintah memberlakukan pembatasan jarak sosial.

Baca juga: Akhiri Aksi Mogok, Ribuan Dokter di Korea Selatan Kembali Bekerja

Akan tetapi, minggu ini jumlah kasus mengalami kebangkitan ketika klaster yang lebih kecil terus bermunculan dari pertemuan keagamaan, kantor, dan fasilitas medis lainnya di wilayah metropolitan Seoul.

Lebih dari 72 persen dari 161 kasus yang ditularkan secara lokal sejak Kamis (10/9/2020) dilaporkan di daerah.

Di antara kelompok tersebut adalah klub hiking dengan setidaknya 35 kasus dikonfirmasi sejauh ini.

Selain itu ada 19 orang dari klaster rumah sakit universitas besar di pusat kota Seoul. Mereka terinfeksi minggu ini di sekitar bangsal rehabilitasi dan tim nutrisinya.

Perdana Menteri Korsel Chung Sye-kyun mengatakan wabah yang konsisten memperdalam kekhawatiran karena pemerintah akan memutuskan apakah akan memperpanjang pembatasan jarak sosial atau tidak pada hari Minggu besok.

Baca juga: Rekor Baru Penambahan Kasus Corona Harian di India, 96.551 Orang Positif

Pembatasan jarak sosial itu termasuk larangan makan malam di tempat di Seoul yang lebih besar.

"Ini akan menjadi hak untuk mencabut pembatasan, mengingat pengorbanan yang dilakukan orang-orang, tetapi kami sangat khawatir jika pelonggaran yang tergesa-gesa akan menyebabkan penyebaran kembali virus dan menyebabkan rasa sakit yang lebih besar bagi publik," ungkap Chung.

Otoritas kesehatan memperingatkan orang-orang yang melakukan pertemuan besar.

Terlebih, beberapa kelompok yang mengerahkan massa dalam demonstrasi politik bulan lalu berencana menggelar demonstrasi lain bulan depan.

Tercatat lebih dari 1.700 kasus telah dikaitkan dengan sebuah gereja dan unjuk rasa. Itu menjadi klaster terbesar di negara itu sejak epidemi pertama kali muncul pada Januari.

"Jika kelompok-kelompok tersebut terus melanjutkan protes, pemerintah akan mengambil langkah cepat untuk membubarkan mereka dan secara tegas menanggapi setiap kegiatan ilegal berdasarkan prinsip penangkapan di tempat," kata Direktur Umum untuk kebijakan kesehatan masyarakat di Kementerian Kesehatan Korsel, Yoon Tae-ho.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com