Helda yang terbang bersama suaminya, Fredy Ismail (53), menyebut sejak awal sudah ragu menaiki pesawat ini.
"Saya sebenarnya sudah ragu untuk naik pesawat ini. Tetapi, suami saya memaksa karena bosnya di Jakarta mengharuskan dia masuk kerja hari ini," ujarnya.
Baca juga: Korban Selamat Kecelakaan Pesawat Air India Express: Saya Tak Ingin Terbang Lagi...
"Kejadiannya begitu cepat, sekitar 2-5 menit setelah pesawat lepas landas. Saya tak mendengar peringatan dari pilot. Bahkan berdoa pun kami belum sempat ketika tiba-tiba ada ledakan beruntun yang disusul api menyembur dari arah depan. Beruntung, kami mendapat tempat duduk paling belakang sehingga masih hidup," kisah dia.
Selain Helda dan suami, ada 16 penumpang lain yang berhasil selamat dari kecelakaan maut ini. Hampir semuanya merupakan penumpang yang duduk di bagian belakang.
Saksi mata lain, Sangapta Tarigan (42), mengatakan ekor pesawat sudah menabrak tiang lampu di ujung landasan, baru setelah itu terdengan ledakan keras.
Meski begitu, pesawat terus melaju hingga menabrak rumah-rumah yang ada di sisi jalan Jamin Ginting.
Lajunya baru terhenti ketika pesawat menabrak sebuah tiang listrik, hingga kembali meledak, dan ekornya patah.
"Bagian ekornya tertahan di dekat tiang listrik, sementara bagian depannya hancur menabrak rumah," kata Sangapta.
Saksi mata lain yang ada di dalam Pasar Padang Bulan, 100 meter dari lokasi kecelakaan, Noviarti (30), menyebut para pedagang dan pembeli yang tengah memadati pasar berhamburan menyelamatkan diri saat mendengan suara ledakan
Novi juga mengisahkan kondisi lalu lintas di Jalan Jamin Ginting ketika itu tengah padat oleh kendaraan.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kecelakaan Pesawat di London, 118 Orang Meninggal Dunia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.