Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Vaksin Virus Corona Tersedia, Lalu Bagaimana Selanjutnya?

Kompas.com - 01/09/2020, 08:01 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Akan tetapi, dibutuhkan waktu beberapa minggu.

Selain itu, masih ada banyak hal yang belum diketahui soal respons imun terhadap Covid-19.

Menurut The Atlantic, 25 Juli 2020, kekebalan yang dipicu oleh vaksin ini cenderung lebih lemah daripada kekebalan yang muncul setelah infeksi.

Vaksin biasanya diberikan sebagai suntikan langsung ke otot. Namun, virus pernapasan biasanya tidak menyerang otot.

Mereka menginfeksi sistem pernapasan dan umumnya masuk melalui selaput lendir hidung dan tenggorokan.

Meskipun suntikan vaksin memunculkan antibodi di dalam darah, suntikan tersebut tidak menghasilkan banyak antibodi dalam selaput lendir. Artinya, kecil kemungkinan untuk dapat mencegah virus masuk ke tubuh.

Namun, vaksin tersebut masih dapat melindungi jaringan yang lebih dalam seperti paru-paru, sehingga mencegah infeksi semakin parah.

Selain terkait imunitas, perlu diketahui, bahwa banyak pula teknologi vaksin yang membutuhkan dua kali suntikan untuk meningkatkan pertahanan kekebalan yang diperlukan.

Untuk itu, orang-orang tetap harus menjaga jarak dan memakai masker bahkan setelah disuntik vaksin. 

Baca juga: 100 Dokter Meninggal akibat Corona, Epidemiolog Nilai Kerugian Besar Bagi Indonesia

Kekhawatiran para ahli

Banyak yang mengasosiasikan ketersediaan vaksin dengan akhir pandemi. Padahal, faktanya, mungkin jauh berbeda. 

New York Times, Kamis (27/8/2020), memberitakan, Direktur Center for Vaccines and Immunology di University of Georgia, Ted Ross menyebut, untuk tidak terlalu berharap pada vaksin yang saat ini masih diteliti.

"Vaksin pertama mungkin bukan yang paling efektif,” kata dia yang juga sedang mengerjakan vaksin eksperimental dengan target bisa masuk uji klinis pada 2021.

Dari vaksin yang ada, prinsipnya kurang lebih sama. Vaksin-vaksin itu mengirimkan protein yang menutupi virus corona (yang disebut spike).

Vaksin itu akan mendorong sistem kekebalan untuk membuat antibodi agar bisa melawan virus corona.

Tetapi beberapa peneliti khawatir bahwa masyarakat mungkin menaruh terlalu banyak harapan pada strategi yang belum terbukti berhasil.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com