Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Sarankan Jangan Terlalu Berharap pada Vaksin, Ini Alasannya

Kompas.com - 30/08/2020, 17:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berbagai penelitian masih terus dilakukan di seluruh dunia untuk berlomba-lomba mendapatkan vaksin virus corona Covid-19.

Pandemi virus corona yang telah berjalan lebih dari setengah tahun ini mengakibatkan lebih dari 25 juta orang terinfeksi. Sebanyak 847.087 orang di antaranya meninggal dunia. 

Ada lebih dari 170 vaksin virus corona yang saat ini dalam tahap penelitian. Dari jumlah tersebut, 7 di antaranya menjadi yang terdepan. 

Sebanyak 7 calon vaksin ini memasuki uji coba tahap 3 sebelum nantinya mungkin salah satunya akan disetujui. 

Dikutip dari New York Times (NYT), Kamis (27/8/2020), NYT telah mengonfirmasi setidaknya ada 88 kandidat vaksin yang sedang menjalani masa uji praklinis aktif di laboratorium dari seluruh dunia.

Sebanyak 67 diantaranya telah dijadwalkan memulai uji klinis sebelum akhir 2021.

Perlu waktu berbulan-bulan untuk melihat apakah ada yang aman dan efektif dari vaksin yang diuji coba tersebut. 

Baca juga: Ini Rencana Cadangan jika Tidak Ada Vaksin Corona Tahun Depan

Jangan terlalu berharap pada vaksin

Para ilmuwan yang mengembangkan vaksin mengatakan bahwa desain vaksin mereka mungkin dapat memicu respons kekebalan yang lebih kuat atau jauh lebih murah untuk diproduksi, atau keduanya.

Akan tetapi Direktur Center for Vaccines and Immunology di University of Georgia Ted Ross menyebut untuk tidak terlalu berharap pada vaksin yang saat ini masih diteliti. 

"Vaksin pertama mungkin bukan yang paling efektif,” kata dia yang juga sedang mengerjakan vaksin eksperimental dengan target bisa masuk uji klinis pada 2021.

Dari vaksin yang ada, prinsipnya kurang lebih sama. Vaksin-vaksin itu mengirimkan protein yang menutupi virus corona (yang disebut spike).

Vakin itu akan mendorong sistem kekebalan untuk membuat antibodi agar bisa melawan virus corona.

Tetapi beberapa peneliti khawatir bahwa masyarakat mungkin menaruh terlalu banyak harapan pada strategi yang belum terbukti berhasil.

Ketersedian

Bahkan jika gelombang pertama vaksin berhasil, banyak peneliti khawatir bahwa tidak mungkin membuatnya cukup cepat untuk memenuhi kebutuhan global.

“Ini adalah permainan angka, kami membutuhkan banyak dosis,” kata ahli virus di Icahn School of Medicine di Mount Sinai New York City Florian Krammer.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com