Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FSGI Kritik Subsidi Kuota Internet Belajar: Ada Siswa Tak Punya Gawai

Kompas.com - 29/08/2020, 19:02 WIB
Nur Rohmi Aida,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengapresiasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud) yang mengalokasikan anggaran sebesar Rp 7,2 triliun untuk subsidi kuota internet selama pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Meski demikian, FSGI menilai bantuan tersebut terlalu besar jika dikhususkan untuk penyelesaian satu masalah saja.

Padahal, Sekretaris Jenderal FSGI Heru Purnomo menilai masih banyak kendala lain dalam pelaksanaan PJJ secara daring.

Apalagi bantuan kuota internet belajar ini tidak akan diperoleh anak-anak miskin yang tidak memiliki alat daring, seperti gawai.

Heru mengatakan bantuan kuota itu juga akan tak maksimal untuk anak-anak yang tinggal di pelosok yang susah sinyal.

Baca juga: Sekolah di Era Pandemi: dari Kuota, Gawai, Sinyal hingga Infrastruktur

Ia menilai bagi daerah yang susah sinyal yang diperlukan adalah peralatan penguatan sinyal di wilayah mereka.

”Ada siswa punya gawai tapi tidak punya kuota, ada siswa punya gawai punya kuota tapi susah sinyal atau jaringannya tidak stabil, atau malah enggak ada sinyal di wilayah tersebut, ada juga siswa tidak punya gawai dan tidak punya kuota walau jaringannya bagus," kata Heru dalam keterangan tertulis FSGI, Sabtu (29/8/2020).

Menurutnya, beragam permasalahan tersebut harus diselesaikan pemerintah sesuai kondisi dan kebutuhan, tak bisa pukul rata.

"Permasalahan tersebut harus dipetakan, agar semua masalah diselesaikan sesuai kondisi dan kebutuhan daerah, mingingat luasnya wilayah Indonesia. Padahal, semua anak wajib dilayani pembelajaran jarak jauhnya,” tegasnya.

Menurutnya, pemberian kuota internet seperti yang dilakukan Kemdikbud hanya menyelesaikan satu masalah, ibarat hanya memadamkan api pada kebakaran.

“Api luar langsung mati tapi bara di dalamnya masih ada,” ucap dia.

Memaksimalkan PJJ melalui TV

FSGI menilai Kemendikbud perlu meningkatkan kuantitas dan kualitas PJJ melalui TVRI.

Baca juga: Klaster Covid-19 di Sekolah Bermunculan, FSGI: Jangan Korbankan Guru dan Siswa

Lantaran, ia mengatakan sebagaimana yang dikatakan Kemendikbud sebelumnya, pembelajaran melalui TVRI cukup efektif untuk dilakukan.

Mansur Sipinathe, dari Serikat Guru Mataram yang juga tenaga pendidik di salah satu SMAN di Lombok Barat, menyarankan salah satu peningkatan yang bisa dilakukan adalah dengan menambah durasi pembelajaran.

“Selama ini kan per sesi pembelajaran itu untuk 3 kelas. Jadi dari kelas 1 sampai kelas 3 SD dibuat 1 sesi atau 1 Kompetensi Dasar (KD) pembelajaran, padahal belum tentu sesuai dengan kurikulum formalnya. Jadi seharusnya KD pembelajarannya bisa disesuaikan dengan kurikulum,” ujar Mansur dalam keterangan tertulis FSGI.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com