Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona dan Tren Penurunan Penggunaan ATM di Masa Pandemi Covid-19...

Kompas.com - 15/08/2020, 15:40 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Virus corona baru, SARS-CoV-2, saat ini masih menjadi momok bersama umat manusia. Selain belum ditemukan obat dan vaksinnya, penyebaran kasusnya terus menyerbar ke seluruh dunia.

Melansir Worldometers, Sabtu (15/8/2020), kasus infeksi virus corona di seluruh dunia telah mencapai lebih dari 21 juta kasus.

Sementara itu, korban meninggal akibat virus penyebab Covid-19 ini telah mencapai lebih dari 760 ribu orang.

Baca juga: Sebanyak 21 Relawan Telah Disuntik Calon Vaksin Covid-19, Bagaimana Reaksinya?

Luasnya penyebaran virus corona membuat masyarakat perlu mewaspadai risiko terjadinya penularan.

Berbagai lembaga kesehatan, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular AS (CDC), dan juga Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mengeluarkan imbauan yang harus dipatuhi masyarakat agar risiko penularan bisa dikurangi.

Sesuai imbauan yang dikeluarkan lembaga-lembaga itu, masyarakat bisa mengurangi risiko terjadinya penularan dengan beberapa cara, antara lain:

  • Memakai masker, terutama saat berada di ruang publik
  • Menjaga jarak fisik aman, minimal 2 meter
  • Rajin mencuci tangan dengan sabun, atau dengan hand sanitizer.

Baca juga: Berikut Cara Membuat Hand Sanitizer Sendiri dengan Lima Bahan Sederhana

Namun, kebanyakan masyarakat masih kurang bisa mematuhi imbauan tersebut secara utuh. Sebagian besar menganggap memakai masker sudah cukup untuk mengurangi risiko terjadinya penularan.

Padahal, droplet yang membawa virus bisa menempel di berbagai benda yang disentuh. Penularan pun bisa terjadi bila terjadi sentuhan pada area wajah, terutama setelah memegang benda-benda yang terkontaminasi.

Baca juga: Virus Corona Menular Lewat Droplet dan Airborne, Apa Bedanya?

Penyebaran melalui uang tunai

Seperti diberitakan Kompas.com (13/4/2020) virus corona bisa bertahan hidup di permukaan benda dan menyebabkan kontaminasi silang pada orang yang menyentuh benda tersebut.

Oleh karena itu, WHO mengimbau agar masyarakat menghindari benda yang sering disentuh oleh banyak orang, seperti gagang pintu dan meja.

Selain itu, ada pula imbauan untuk mengurangi transaksi menggunakan uang tunai. Jika terpaksa melakukannya, masyarakat harus segera mencuci tangan, termasuk setelah memegang uang.

Baca juga: Ramai soal Uang Koin Kelapa Sawit, Berikut Sejarah hingga Bahan Baku Pembuatannya...

Michael Knigth, profesor kedokteran dari George Washington School of Medicine and Health Sciences, mengatakan bahwa Covid-19 tidak menyebar dengan menembus kulit tangan manusia.

"Semua bentuk infeksi pernapasan biasanya terjadi karena tangan kita menyentuh mulut, hidung, atau mata setelah memegang benda yang terkontaminasi virus," tambahnya.

Meski memanfaatkan transaksi dengan uang elektronik, risiko terinfeksi Covid-19 masih tetap ada, apalagi jika tidak mencuci tangan setelah menyentuh ponsel, kartu kredit, atau kartu ATM.

Baca juga: Penularan Virus Corona, Intensitas Menyentuh Wajah, dan Cara Menghentikannya...

Oleh karena itu, rutin mencuci tangan dan tidak menyentuh area wajah merupakan cara efektif untuk mencegah penyebaran virus.

Mencuci tangan juga wajib setelah menggunakan kamar mandi, sebelum makan, dan setelah batuk atau bersin.

Para ahli kesehatan percaya virus corona juga bisa ditularkan melalui permukaan benda yang sering disentuh, termasuk uang. Apalagi, virus asal Wuhan, China ini bisa bertahan di permukaan benda selama 10 hari.

Baca juga: Virus Corona Dapat Bertahan di Plastik dan Stainless Steel hingga 3 Hari

Ahli imunologi dari George Washington University School of Medicine Sanjay Maggirwa, merekomendasikan orang-orang yang bekerja sebagai kasir, teller bank, atau harus menangani uang tunai sebagai bagian dari pekerjaan, agar menggunakan sarung tangan sekali pakai dan mencuci tangan sesering mungkin.

Ahli penyakit menular dari University of Delaware, Jennifer Horney, mengatakan hal serupa. Menurutnya, penggunaan uang elektronik bisa menjadi salah satu langkah untuk mencegah penyebaran virus.

"Meski Anda telah mengurangi transaksi dengan uang tunai, kita tetap harus rajin mencuci tangan," tambah Horney.

Baca juga: Bank Danamon Buka Lowongan Kerja, Ini Informasi Lengkapnya

Penurunan transaksi lewat ATM

Mesin ATM sebagai salah satu fasilitas publik yang banyak digunakan, tidak luput dari risiko terjadinya penularan virus melalui droplet yang melekat di permukaan mesin.

Oleh karena itu, terjadi perubahan kebiasaan bertransaksi di masyarakat.

Bila sebelumnya transaksi melalui mesin ATM adalah hal yang lumrah, di masa pandemi Covid-19 ini, sejumlah bank melaporkan terjadinya penurunan transaksi di ATM.

Baca juga: Cerita di Balik Pencetakan Uang Peru oleh Peruri...

Direktur Bisnis Konsumer Bank Nasional Indonesia (BNI) Corina Leyla Karnalies, mengatakan, perubahan tersebut turut berdampak pada transaksi tarik tunai di ATM BNI.

"Dibandingkan dengan periode sebelum PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) terdapat penurunan, tetapi transaksi secara YoY (year on year) masih terdapat kenaikan walau kecil yaitu sebesar 3,4 persen," kata Corina dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (14/8/2020).

Dia juga menambahkan, BNI terus mendorong masyarakat untuk melakukan transaksi melalui e-channel BNI yaitu BNI Mobile Banking yang kini mengalami peningkatan hampir 48 persen YoY.

Baca juga: Tips Menghindari Penipuan dan Pembobolan Rekening Bank atau ATM

Dikonfirmasi terpisah, Executive Vice President Secretariat and Corporate Communication BCA Hera F Haryn mengatakan, akibat pandemi ini masyarakat cenderung memanfaatkan kanal digital untuk transaksi.

"Jika biasanya masyarakat melakukan transaksi finansial di ATM, kini sebagian masyarakat cenderung melakukan transaksi finansialnya melalui kanal digital perbankan seperti BCA mobile dan Klik BCA," kata Hera dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (14/8/2020).

Dia juga menyampaikan, per akhir Juni 2020, BCA melayani 22,5 juta rekening nasabah dan memproses sekitar 30 juta transaksi setiap harinya, didukung oleh 1.251 kantor cabang, dan 17.360 ATM, serta layanan internet & mobile banking dan contact center Halo BCA yang dapat diakses 24 jam.

Baca juga: Viral #Boikot TVRI, Twit Iman Brotoseno, dan Rekam Jejak Digital...

Sementara itu, mengutip Kontan, Kamis (16/7/2020) Bank Indonesia mencatat minat masyarakat terhadap transaksi secara digital maupun elektronik meningkat pada Mei 2020.

Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, ini terlihat dari transaksi uang elektronik (UE) pada Mei 2020 yang tumbuh tinggi 17,31 persen YoY. Selain itu, ada juga peningkatan dari volume transaksi digital banking sebesar 30,33 persen YoY.

"Demikian pula elektronifikasi transaksi keuangan pemerintah daerah berkembang pesat sejalan dengan program digitalisasi sistem pembayaran BI," kata Perry, Kamis (16/7) via video conference.

Seiring dengan meningkatnya transaksi digital dan elektronik, BI melihat uang kartal yang diedarkan (UYD) pada Juni 2020 tumbuh sebesar 2,34 persen YoY menjadi Rp 744,9 triliun. Sayangnya, perkembangannya masih terbatas akibat menurunnya aktivitas ekonomi pada kuartal II-2020.

Sejalan dengan kondisi tersebut, gabungan transaksi nontunai menggunakan ATM, Kartu Debit, Kartu Kredit dan uang elektronik pada Mei 2020 turun 24,46 persen YoY.

Perkembangan ini menunjukkan kalau minat masyarakat terhadap transaksi ekonomi dan keuangan digital semakin meningkat, apalagi di tengah pandemi Covid-19.

 Baca juga: Penelitian: BLT dan Raskin Tak Bisa Bebaskan Anak dari Kemiskinan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com