Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Minum Air Es, Makan Timun, dan Keramas Saat Haid Sebabkan Kanker Rahim

Kompas.com - 29/07/2020, 10:09 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

Menurut Fitriyadi, haid adalah proses fisiologi normal.

"Segala sesuatu yang kita makan dan minum sepanjang bukan suatu racun berbahaya atau zat yang berbahaya, tidak akan terjadi apa-apa karena proses makan dan minum melalui lambung sebelum di serap ke dalam tubuh," kata Fitriyadi saat dikonfirmasi terpisah.

Di dalam lambung, lanjutnya, ada asam lambung yang bersifat menetralisir zat-zat yang masuk ke dalam lambung.

"Apalagi untuk mencapai selaput lendir rahim yang berhubungan langsung dengan perdarahan haid," jelas dia.

Baca juga: Waspadai Bahaya Penyakit Lambung karena Pola Makan Tidak Sehat

"Air es masuk ke dalam tubuh akan langsung mencair dan sama panasnya dengan tubuh. Air soda bisa menyebabkan penyempitan vasokonstriksi kalau diminum dalam jumlah banyak dan biasa mengandung gula yang tinggi," katanya lagi.

Mengenai keramas saat haid, Fitriyadi juga tidak melarangnya karena bukan suatu hal yang bisa menyebabkan bahaya bagi tubuh.

Begitu juga dengan makan mentimun saat haid, tidak akan menyebabkan sisa haid berada atau menempel di dinding rahim.

"Keramas juga enggak apa-apa. Mentimun sampai lambung kan juga sudah di netralkan," pungkas dia.

Baca juga: Mengenang Erwin Prasetya, Basis Pertama Dewa 19 yang Meninggal karena Pendarahan di Lambung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com