Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

72.347 Kasus Positif, Waspadai 6 Tempat Rawan Penularan Covid-19 Ini

Kompas.com - 10/07/2020, 16:40 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Angka kasus positif Covid-19 di Indonesia terus bertambah secara masif. Terbaru, pada Jumat (10/7/2020) Indonesia melaporkan penambahan 1.611 kasus positif Covid-19.

Jumlah total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 72.347 kasus. 

Kondisi tersebut membuat masyarakat perlu rajin menerapkan protokol kesehatan dan kehati-hatian agar tidak turut terinfeksi virus corona.

Selain mematuhi protokol kesehatan, masyarakat juga perlu meningkatkan kewaspadaan apabila beraktivitas di tempat-tempat yang memiliki risiko tinggi penularan.

Sebelumnya seperti diberitakan Kompas.com (28/6/2020) Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengatakan ada tiga tempat yang rawan terjadi penularan Covid-19.

Tempat tersebut rawan menyebarkan virus karena banyaknya orang yang berkumpul dalam waktu lama. Ketiga tempat tersebut adalah kantor, pasar, dan juga rumah makan atau warung.

Namun selain ketiga tempat yang sudah disebut oleh Yuri, ada pula tempat-tempat lain yang perlu diwaspadai seperti sekolah, pertemuan/hajatan, transportasi umum dan tempat ibadah. 

Berikut penjelasan untuk menghindari tempat-tempat yang berpotensi menjadi penularan virus corona

Pasar

Pasar menjadi rawan penularan virus karena ada pertemuan banyak orang dan biasanya kolasi pasar cenderung padat sehingga kurang bisa menjaga jarak. 

Pada masa-masa awal penyebaran virus corona, disebutkan juga awalnya berasal dari pasar basah di Wuhan, Provinsi Hubei, China. 

Sementara itu dikutip dari Kompas.com (6/7/2020) Dewan Pimpinan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mencatat 833 pedagang di 164 pasar di 72 kabupaten/kota seluruh Indonesia dinyatakan positif Covid-19.

Sementara dari jumlah tersebut, 35 pedagang dilaporkan meninggal dunia karena Covid-19.

Baca juga: Benarkah Virus Corona Penyebab Covid-19 Berasal dari Pasar Wuhan?

Sekolah

Salah satu alasan sekolah masih belum dibuka secara penuh hingga kini adalah potensi terjadinya penularan melalui siswa-siswa yang berkumpul dalam waktu lama di ruang tertutup.

Seperti diberitakan Kompas.com (9/7/2020) Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat (Secapa AD) di Bandung menjadi klaster baru virus corona Covid-19.

Terdapat 1.262 orang yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona, dan 17 orang disebut membutuhkan perawatan dan isolasi di rumah sakit.

Untuk mencegah virus menyebar ke luar kompleks Secapa AD, saat ini dilakukan karantina wilayah di komplek tersebut.

Kantor/Pabrik

Tempat kerja, seperti pabrik atau kantor juga rawan menjadi lokasi penyebaran virus corona. Sebab menjadi berkumpulnya banyak orang dalam durasi waktu yang cukup panjang. 

Di sisi lain, ruangan kantor atau pabrik yang tertutup menjadikan sirkulasi udara kurang mengalir lancar. 

Dikutip dari Kompas.com (2/6/2020), pada bulan Maret diketahui ada 97 dari 811 karyawan di call center Seoul, Korea Selatan dinyatakan positif terkena virus corona.

Menurut penelitian dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC), dari jumlah tersebut, 94 duduk di lantai yang sama dengan 79 pekerja di bagian yang sama.

Sedangkan di Indonesia, salah satu contoh penyebaran virus corona di pabrik terjadi di pabrik Unilever Cikarang.

Seperti diberitakan Kompas.com (2/7/2020) ada 21 orang karyawan PT Unilever Indonesia Tbk yang dinyatakan positif Covid-19.

Penularan Covid-19 berasal dari karyawan bagian engineering di pabrik minuman teh (tea based beverages/TBB) Unilever. Pabrik TBB kemudian ditutup sementara pasca-ditemukannya karyawan positif Covid-19.

Baca juga: Persebaran Kasus Covid-19 di Kawasan Industri, dari Toyota hingga Unilever

Hajatan/pertemuan

Salah satu kegiatan yang juga berisiko menjadi penularan virus corona karena mengumpulkan banyak orang adalah hajatan. Banyak dicontohkan pertemuan banyak orang memicu munculnya penyebaran. 

Penyebaran virus corona di Singapura pada awal-awal juga dipicu dari pertemuan di Restoran Joy Garden, Safra Jurong pada 15 Februari 2020. Pada 7 Maret dilaporkan 17 orang positif dari pertemuan tersebut.  

Sementara itu seperti diberitakan Kompas.com (25/6/2020) kasus pernikahan di Semarang, Jawa Tengah, meski sudah menerapkan protokol kesehatan dan membatasi jumlah orang yang hadir, namun penularan tetap terjadi, bahkan hingga mengakibatkan korban meninggal dunia.

Seusai pernikahan, adik dari pengantin sakit dan meninggal dunia. Ibu pengantin yang memiliki riwayat liver juga meninggal dunia. Kedua korban meninggal telah terbukti positif Covid-19.

Kemudian ayah pengantin juga dinyatakan positif Covid-19 dan menjalani perawatan di rumah sakit.

Penikahan tersebut digelar di rumah pengantin wanita di Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, Semarang Timur pada Kamis (11/6/2020).

Ada sekitar 20 orang dari keluarga yang hadir di acara yang diselenggarakan di rumah. Akad nikah tersebut sepengetahuan kepala desa setempat dan dikawal Bhabinkamtibmas.

Baca juga: Duka Usai Pesta Pernikahan, Satu Per Satu Kerabat Positif Covid-19, Ada yang Meninggal

Transportasi umum

Menjadi tempat bertemu orang-orang dari berbagai latar belakang, transportasi umum juga perlu diwaspadai sebagai tempat penularan virus corona.

Seperti diberitakan Kompas.com (28/6/2020) Seorang penumpang pesawat Garuda Indonesia rute Jakarta- Sorong diketahui positif terinfeksi virus corona baru atau Covid-19.

Penumpang berinisial WH (20) itu menumpang pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 682 yang mendarat di Bandara Domine Edward Sorong pada Sabtu (27/6/2020) sekitar pukul 06.20 WIT.

Terdapat sekitar 90 penumpang dalam penerbangan dari Jakarta menuju Sorong tersebut. Seluruh penumpang dianjurkan melakukan karantina mandiri selama dua pekan.

Sementara itu, 43 orang yang berada dalam satu rombongan dengan penumpang positif Covid-19 itu akan menjalani tes swab.

Baca juga: Penumpang Positif Covid-19 hingga Meninggal, 4 Peristiwa dalam Sebulan di Pesawat Garuda

Tempat/pertemuan ibadah

Penyebaran virus corona di Korea Selatan pada akhir Februari 2020 banyak berasal dari sekte Shincheonji Church of Jesus di Korea Selatan. 

Sebanyak 230.000 anggota di seluruh Korea Selatan itu akhirnya dites. Setidaknya, sekitar 80 persen dari 1.700-an kasus virus corona di Korea Selatan pada akhir Februari berhubungan dengan sekte ini.

Potensi penularan virus corona di tempat atau pertemuan ibadah perlu diwaspadai. Sebagai tempat umum, tempat ibadah dikunjungi banyak orang dari tempat berlainan, berbagai latar belakang kesehatan yang berbeda.

Baca juga: Menyoal Klaster Ijtima Ulama Gowa, dari Peserta, Covid-19 Menyebar di Jawa Tengah hingga Kalimantan

Sedangkan di Indonesia, acara Ijtima Ulama Dunia 2020 Zona Asia yang rencananya digelar selama empat hari mulai 19 Maret 2020 hingga 22 Maret 2020 di Kecamatan Bontomarannu, Gowa, Sulawesi Selatan kemudian dibatalkan. 

Hal itu karena digelar di tengah pandemi Covid-19. Rencananya acara tersebut akan dihadiri sekitar 8.000 orang dari dalam negeri maupun luat negeri. Beberapa hari sebelum acara tersebut dimulai, warga negara asing dari berbagai negara terlanjur datang ke Gowa.

Tercatat ada 474 WNA yang berasal dari 12 negera di dunia. Ribuan orang dari berbagai wilayah di Indonesia telah hadir di Gowa. Dari pertemuan tersebut, persebaran virus yang dibawa peserta menyebar hingga Jawa dan Kalimantan. 

(Sumber: Kompas.com/Rindi Nuris Velarosdela, Ihsanuddin, Nur Rohmi Aida, | Editor : Rachmawati, Sandro Gatra, Diamanty Meiliana, Virdita Rizki Ratriani, Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

Tren
Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Tren
Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com