KOMPAS.com – Fenomena astronomi yang terjadi pada bulan Juli ini cukup beragam dan sayang untuk dilewatkan.
Melansir dari akun resmi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) @lapan_ri tercatat setidaknya ada 18 fenomena astronomi yang bisa dilihat selama bulan Juli ini.
Hari ini Selasa (7/7/2020) fenomena astronomi yang masih bisa dinikmati adalah Konjungsi Bulan-Saturnus dimana waktu paling baik menikmatinya adalah pada pukul 19.00 WIB.
Akan tetapi selama bulan Juli, fenomena astronomi tak hanya itu. Berikut ini beberapa daftar fenomena langit pada bulan Juli 2020:
Fenomena ini menandai ditandai dengan pergantian ketampakan Merkurius dimana semula dapat terlihat saat senja, berubah menjadi dapat dilihat saat fajar.
Posisi Merkurius berada di dekat Manzilah Alhena (Gamma Geminorium) di Konstelasi Gemini.
Adapun jarak Merkurius dengan matahari adalah sebesar 0.563 sa atau 84,2 juta km.
Fase ini terjadi pada pukul 11.44 WIB yang oleh suku-suku asli Amerika awal dikenal sebagai Bulan Purnama Penuh serta dikenal sebagai Bulan Guntur Penuh dan Bulan Worth Penuh.
Saat purnama nantinya bulan akan berjarak 379.148 km dari bumi (pusat ke pusat) dengan diameter tampak sebesar 31,5 menit busur.
Gerhana bulan ini tak dapat terlihat di Indonesia, hal ini karena bulan sudah berada di bawah ufuk.
Konjungsi Bulan-Jupiter ini adalah fenomena dimana bulan dan Jupiter terlihat berdekatan.
Waktu terbaik untuk melihat fenomena ini adalah saat fajar bahari/nautika yakni sekitar jam 05.00 WIB dengan jaraak pisah 2 derajat dan posisi Jupiter disebelah utara (kanan) bulan.
Baca juga: Malam Ini dan Besok Ada Fenomena Langit Konjungsi Bulan-Saturnus, Apa Itu?
Fenomena ini adalah terlihatnya Bulan dan Saturnus tampak berdekatan.
Waktu terbaik untuk mengamati fenomena ini adalah saat keduanya telah terbit di ufuk barat pada pukul 19.00 WIB dengan jarak pisah 3,5 derajat dan posisi Saturnus berada di barat daya (kiri atas) bulan.
Puncak fenomena Konjungsi Bulan-Mars pada 12 Juli 2020 pukul 05.48 WIB yakni dengan jarak pisah 1,25 derajat dan posisi Mars berada di barat (bawah) bulan saat menghadap ke barat laut.
Bulan memasuki fase cembung akhir dengan jarak 403.726 km dari bumi (pusat ke pusat).
Adapun Mars berfase cembung dengan jarak 112,7 juta km dari bumi dan 207,2 juta km dari matahari.
Waktu terbaik untuk melihat fenomena Konjungsi Venus-Aldebaraan adalah saat nautika atau bahari yakni sekitar pukul 05.00 WIB dengan jarak pisah 57,7 menit busur (0,96 derajat) serta posisi Aldebaran berada di sebelah selatan (kanan) Venus.
Apogee adalah titik orbit terjauh bulan dari bumi.
Nantinya bulan akan berada pada posisi terjauhnya dari bumi dengan jarak 404.158 km dari bumi (pusat ke pusat).
Hal ini akan terjadi pada pukul 02.26 WIB
Saat apogee terjadi diameter bulan adalah sebesar 29,56 menit busur dengan iluminasi 51,8 persen.
Saat ini terjadi, bulan berada di konstelasi Pisces dan dapat diamati dengan mata telanjang di ketinggian 39,3 derajat di atas ufuk dari arah timur (tepatnya 80,3 derajat)
Baca juga: Fenomena Langit Juli 2020: Matahari di Atas Kabah hingga Komet Neowise
Fase ini bulan akan terlihat sepaaruh. Bulan akan terbit saat tengah malam dan berkulminasi saat matahari terbit sehingga dapat teramati bahkan saat pagi hari hingga terbenam ketika tengah hari.
Fase perbani akhir akan terjadi tanggal 13 Juli 2020 pukul 06.28 WIB.
Jarak bulan dari bumi nantinya sebesar 404.140 km dengan diameter tampak bulan saat perbani akhir sebesar 29,56 menit busur.
Saat ini terjadi, Jupiter akan terlihat paling terang jika dilihat dari bumi.
Puncak oposisi Jupiter terjadi pukul 15.03 WIB dengan magnitudo -2,8 dan diameter tampak Jupiter saat oposisi sebesar 47,58 detik busur dengan jarak 619,2 juta km dari matahari.
Di Indonesia, Jupiter masih di bawah ufuk sehingga hanya bisa diamati saat Jupiter telah terbit beriringan dengan terbenamnya matahari hingga terbenamnya Jupiter.
Waaktu terbaik untuk melihat fenomena Konjungsi Bulan-Venus adalah sekitar pukul 05.15 WIB dengan jaraak pisah 4,5 derajat.
Saat ini terjadi akan terbentuk konfigurasi siku-siku Bulan-Venus-Aldebaran dan membentuk garis lurus pada Pleiades.
Wkatu terbaik melihat Konjungsi Bulan-Merkurius adalah saat fajar sipil yakni saat ketinggian matahari sebesar -6 derajat yang terjadi sekitar pukul 05.30 WIB.
Saat berkonjungsi bulan beraada pada jarak 385.000 km dari bumi sedangkan Merkurius berjarak 117,2 juta km dari bumi.
Fenomena ini terjadi pukul 00.32 WIB pada jarak 377.192 km dari pusat bulan.
Diameter tampak bulan adalah sebesar 31,67 menit busur.
Nantinya hilal dapat diamati memakai alat bantu binokular dan teleskop sebelum matahari terbit maupun usai bulan terbenam
Puncak oposisi Saturnus nantinya terjadi pukul 05.33 WIB.
Nantinya untuk wilayah Indonesia tengah dan timur hanya bisa mengamati saat fajar sekitar pukul 05.00 waktu setempat.
Oposisi Saturnus dapat teramati dari wilayah Indonesiaa Barat dari araah barat (tepatnya azimut 250 derajat) selama matahari belum terbit.
Melansir dari Earth Sky Saturnus akan berseberangan dengan matahari jika diamati dari bumi.
Fenomena ini nantinya dapat teramati sejak terbitnya Merkurius pukul 04.39 WIB hingga terbitnya matahari.
Posisi Merkurius nantinya berada di dekat Mazilah Alhena di konstelasi Gemini.
Merkurius nantinya akan berada pada jarak 129,6 juta km dari bumi.
Ini adalah saat dimana menjadi posisi terdekat bulan dari bumi.
Nantinya jarak bulan adalah sebesar 368.397 km dari pusat bumi pada pukul 11.53 WIB.
Nantinya diameter tampak bulan adalah sebesar 32,43 menit busur dan memasuki fase sabit awal.
Posisi bulan saat Perigee di Kota Bandung pada ketinggian 27,75 derajat di atas ufuk dari arah timur
Fase perbani awal terjadi pukul 19.33 WIB.
Bulan dapat diamati dengan mata telanjang saat ketinggian 62,5 derajat di atas ufuk dari arah barat tepatnya 263,25 derajat setelah senja terbenam.
Jarak bulan dari bumi nantinya adalah sebesar 370.180 km sehingga diameter tampak bulan nantinya sebesar 32,28 menit busur.
Baca juga: 3 Fenomena Langit Malam Ini, Salah Satunya Gerhana Bulan Penumbra
Hujan Meteor Delta Aquariid akan mulai aktif 12 Juli -23 Agustus 2020 dan puncaknya terjadi pada 28 Juli malam hingga 29 Juli.
Nantinya waktu terbaik adalah sebelum fajar astronomis yakni sekitar pukul 03.00 WIB- 04.00 WIB waktu setempat.
Nantinya bulan kuartir kedua akan menghalangi cahaya meteor yang redup.
Tapi jika bersabar nantinya ada kemungkinan tetap bisa menangkap beberapa penampakan yang lebih cerah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.