Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Dikelola dengan Baik, Mikroplastik Ditemukan pada Usus Binatang di Antartika

Kompas.com - 24/06/2020, 20:57 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Salah satu masalah lingkungan terbesar saat ini yakni makin banyaknya jumlah sampah plastik yang berasal dari limbah kegiatan manusia.

Seperti diketahui, plastik merupakan suatu material yang membutuhkan waktu begitu lama untuk akhirnya bisa terurai oleh lingkungan.

Namun, sebelum akhirnya terurai dengan sempurna plastik-plastik itu terus ada di permukaan Bumi, baik di darat tertimbun tanah, atau di laut terbawa arus.

Mulai dari yang berukuran besar dan utuh, hingga berukuran sangat kecil dan hancur yang kemudian kita kenal sebagai mikroplastik.

Sampah ini seringkali tercecer di tempat-tempat yang tidak semestinya. Termasuk terhanyut di lautan lepas hingga membawanya ke daratan lain yang tidak memiliki keterkaitan apapun dengan sampah-sampah itu.

Dengan cara itu, sampah plastik bisa mencapai ke seluruh bagian dunia dan mengacaukan kehidupan yang ada di sana. Salah satu contoh nyata ditemukan di sebuah pulau terpencil di daratan Antartika.

Baca juga: Garuk Sampah, Gerakan Anak Muda yang Tak Ingin Yogyakarta Penuh Sampah Visual

Sampah di Antartika

Dilansir dari CNN, Selasa (23/6/2020), mikroplastik ditemukan dalam usus seekor binatang di salah satu pulau yang termasuk dalam kategori paling terpencil di dunia.

Melihat statusnya sebagai pulau paling terpencil, dapat dipastikan di sana tidak ada manusia yang menghuni atau mengunjunginya.

Sebuah penelitian yang dilakukan peneliti di Italia dan Irlandia yang diunggah di jurnal Biology Letters, menemukan mikroplastik di dalam usus Cryptopygus antarcticus, invertebrata kecil yang hidup di wilayah Antartika.

Makhluk kecil ini juga dikenal sebagai springtail yang memiliki panjang kurang dari 1 milimeter.

Baca juga: Misteri Fosil Telur Raksasa dari Antartika Terungkap, Mungkinkah Milik Dinosaurus?

Para ilmuwan menemukan mikroplastik di Arktik, Kutub Utara. Para ilmuwan menemukan mikroplastik di Arktik, Kutub Utara.

Dalam keterangan yang diberikan, para peneliti ini menyebut penemuannya itu merupakan bukti berbasis fakta lapangan pertama yang menunjukkan adanya kontaminasi mikroplastik pada hewan Antartika.

Penemuan ini didapat setelah mereka menguji 18 hewan yang ditemukan dalam potongan gabus di pesisir Pulau King George di utara Antartika pada 2016.

Peneliti dari University of Siena yang memimpin riset ini, Elisa Bergami mengatakan, ia melihat material plastik itu saat ia sedang melakukan perjalanan lapangan di area yang relatif sudah parah tercemar polusi.

Baca juga: Ganggang Hijau, Awal Ekosistem Baru di Antartika karena Perubahan Iklim

Ia pun membawanya ke Italia untuk dilakukan pengujian lebih lanjut. Hal itu didasari oleh rasa ingin tahunya tentang jalur yang dilewati atau bagaimana plastik ini bisa sampai di tempat yang sangat terpencil.

Tim peneliti kemudian menggunakan spektroskopi inframerah di sebuah pusat penelitian di Italia untuk mendeteksi keberadaan mikroplasti pada tubuh hewan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com