Hasilnya, efisiensi mutan yang masuk adalah sebanyak 2,4 kali lebih tinggi dari strain normal.
“Peningkatan yang tampaknya kecil dalam aktivitas masuk ini dapat menyebabkan perbedaan besar dalam infektivitas virus dalam tubuh manusia,” kata mereka.
Salah satu kekhawatiran yang muncul kemudian adalah prevalensi D614G akan berdampak buruk pada pengembangan vaksin.
Beberapa kandidat vaksin Cina telah memasuki tahap akhir dari uji klinis, tetapi vaksin tersebut dikembangkan dari strain paling awal dari virus corona yang terdeteksi dan diurutkan di Wuhan.
Begitupun yang dilakukan penelitian vaksin di Amerika Serikat dan Eropa.
Sebuah penelitian oleh tim medis AI IBM pada bulan April memperingatkan bahwa mutasi D614G dapat mengurangi efektivitas program vaksin yang menargetkan protein lonjakan virus.
Sebuah studi terpisah oleh tim peneliti di Serbia bulan lalu juga menghasilkan kesimpulan yang sama.
"Mengingat sifat genome SARS-CoV-2 RNA yang berkembang, pengobatan antibodi dan desain vaksin mungkin memerlukan pertimbangan lebih lanjut untuk mengakomodasi D614G dan mutasi lain yang dapat memengaruhi imunogenisitas virus," kata Huang.
Baca juga: Muncul Klaster Baru Corona di Beijing, WHO Minta Semua Negara Waspada
Sekitar 10 persen orang yang terinfeksi oleh wabah baru di Beijing saat ini berada dalam kondisi kritis, menurut otoritas kesehatan Beijing.
Saat ini tim medis dari seluruh negeri telah diterbangkan untuk membantu upaya bantuan.
Pemerintah Cina dan Organisasi Kesehatan Dunia sama-sama mengatakan bahwa informasi genetik virus yang baru-baru ini menginfeksi di Beijing menunjuk ke sumber di luar China.
Akan tetapi apakah itu tiba melalui makanan berpendingin atau pengunjung manusia hal itu belum ditentukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.