Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hampir Setengah Populasi Suku Pedalaman di Amazon Brasil Terinfeksi Covid-19

Kompas.com - 22/06/2020, 15:20 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Titik episentrum virus corona kini mulai bergeser ke dataran Amerika Latin, seiring melonjaknya kasus di sejumlah negara di wilayah itu.

Brasil menjadi yang paling terpukul dibandingkan negara Amerika Latin lainnya dengan kasus infeksi lebih dari 1 juta dan 50.591 orang meninggal dunia.

Infeksi diketahui tidak hanya menyebar di wilayah perkotaan dan padat penduduk lainnya, virus corona juga telah menyerang sampai wilayah suku pedalaman Brasil.

980 kasus dan 120 kematian

Berdasarkan laporan Asosiasi Masyarakat Adat Brasil (APIB) akhir Mei 2020 lalu, lebih dari 980 kasus virus corona dan 120 kematian terkait suku asli pedalaman.

Suku Arara dari wilayah Cachoeira Seca termasuk yang paling terpukul di antara suku-suku pedalaman lainnya.

Menurut Survival International, sebuah organisasi yang mengadvokasi dan membela hak-hak adat, sekitar 46 persen dari 121 anggota suku Arara terinfeksi Covid-19.

"Kami sangat khawatir. Tak ada obat, tak ada ventilator," kata seorang anggota suku Arara, dilansir dari Live Science, Sabtu (20/6/2020).

Baca juga: Covid-19 di Brasil Capai 1 Juta Kasus, Hampir 50.000 Pasien Meninggal

Memerlukan waktu tiga hari perjalanan dari desa tempat tinggal suku Arara menuju kota dan rumah sakit terdekat.

Suku Arara pertama kali ditemukan pada 1987 dan relatif baru dalam sejarah masyarakat Brasil.

Hal itu membuat mereka sangat rentan terhadap penyakit luar, menurut Survival International.

"Kami meminta perlindungan dari kasus-kasus virus corona ini," kata anggota suku itu.

Terancam kehilangan tempat tinggal

Selain ancaman virus corona, suku Arara dan suku pedalaman lainnya juga terancam kehilangan tempat tinggal mereka.

Dari Januari 2019 hingga Maret 2020, lebih dari 8.000 hektar pohon hutan Amazon telah ditebangi.

Ada sekitar 900.000 orang yang mendiami hutan tersebut selama ribuan tahun lamanya.

Untuk diketahui, pemerintah Brasil telah mendapat banyak kritikan mengenai penanganan virus corona yang berdampak pada melonjaknya angka kasus.

Saat laporan awal Covid-19 di negera itu, Presiden Brasil Jair Bolsonaro justru menganggap remeh virus corona dengan menyebutnya sebagai "sedikit flu" yang mudah diatasi.

Dia bahkan mendapat julukan Trump of the Tropics karena semangat populisnya dan pendekatan anti-sains terhadap pemerintah mirip Presiden AS Donald Trump.

Bolsonaro juga meminta semua orang untuk menghadiri protes anti-lockdown dan bersikeras tak ada yang lebih penting daripada ekonomi.

Baca juga: Tukang Gali Kubur di Brasil: Kami Tidak Takut Apa pun Kecuali Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com