Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Unggahan Keluhan tentang Pesepeda yang Penuhi Jalan, Ini Jawaban Dishub Surakarta

Kompas.com - 08/06/2020, 20:15 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan tentang keluhan terhadap pesepeda yang memenuhi jalan viral di media sosial Senin (8/6/2020). Keluhan tersebut pertama kali diunggah akun Dessy Tresno Bekti di grup facebook Info Cegatan Solo dan Sekitarnya, Jumat (5/6/2020). 

Hingga saat ini unggahan itu sudah disukai 2.900 kali dan dikomentari 2.400 anggota grup. Berikut narasinya: 

"tulung di lolos ne mas min ... mas admin maksute ..
sing rumongso sneng olah raga sepedaan turut dalan ki yoo nek numpak ora njur trus umpel"an dalan e di kebaki koyo amal e mbah ee ..
kene ki yoo butuh nganggo dalan... mbookk yoo sitik edeng le nganggo ...
ngko nek kesenggol bokong e sing do teng pleding kui njur ngamuk jaluk ijol ..
wes di kalahi alon malah nekad soyo jentrek" koyo gereh besekan .. di klakson jare kmayu mergo montore kreditan ... la nak serba susah tooo ...
ngapunten boso ne boten saget alus ... swun"

Tangakapan layar keluhan pesepeda yang memenuhi jalan rayascreenshoot Tangakapan layar keluhan pesepeda yang memenuhi jalan raya

Postingan tersebut juga diunggah ulang di akun Instagram @jelajahsolo dan hingga saat ini sudah disukai 3.351 orang. 

Keluhan dalam bahasa Jawa tersebut kurang lebih bermaksud untuk mengingatkan para pengguna sepeda agar bisa lebih menaati aturan lalu lintas. Selain itu, dia juga mengeluhkan perilaku para pengguna sepeda yang dirasa arogan karena tidak mau diingatkan untuk tertib.

Selain akun Dessy Tresno Bekti, juga ada akun Hanif Albanna yang ikut mengeluhkan kondisi serupa. Dia menampilkan foto ilustrasi bagaimana kadang sejumlah pesepeda memenuhi jalan. 

"Tolong lur.. yen pit pitan ning dalan mbok yo ampun jejer ngoten sok ngasi 4jejer..
untuk keselamatan dan kebaikan bersama lur.. nuwun," tulis dia. 

Baca juga: Ramai Orang Gowes Sepeda, Bagi Pemula Waspadai Bahaya Serangan Jantung

Konfirmasi Kompas.com

Terkait keluhan masyarakat tersebut, Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Surakarta Ari Wibowo mengakui bahwa saat ini memang ada kenaikan pengguna sepeda.

"Kami sendiri pun lihat, padahal ada jalur lambat di jalan Slamet Riyadi tetapi mereka justru bersepeda di jalur cepat. Kami sebenarnya juga sudah menghimbau (pesepeda) dan bila ada patroli akan kami arahkan untuk masuk ke jalur lambat," kata Ari saat dihubungi Kompas.com (8/6/2020).

Pihaknya menghimbau pesepeda untuk tetap tertib berlalulintas seperti menggunakan jalur khusus sepeda atau jalur lambat bila disediakan. Yaitu mengambil sisi kiri dan tidak bersepeda berdampingan atau memenuhi jalan. 

Selain itu, pesepeda juga wajib mematuhi traffic light serta menggunakan kelengkapan fasilitas keselamatan bersepeda, seperti lampu depan dan belakang, mengenakan helm, juga memakai baju berwarna terang.

Baca juga: Hari Sepeda Sedunia dan Perubahan Gaya Hidup di Tengah Pandemi...

Tidak berkerumum

Selain meminta pesepeda untuk mematuhi peraturan berlalu lintas, Ari juga menghimbau kepada pesepeda untuk tidak menyelenggarakan kegiatan "gowes" secara masal atau beramai-ramai.

Dia menyebut bahwa Dishub Surakarta bersama dengan Satlantas, Satpol PP, dan juga komunitas-komunitas pesepeda di Surakarta telah sepakat untuk meniadakan kegiatan bersepeda yang dapat menimbulkan keramaian.

Namun, dirinya tidak melarang masyarakat yang memang ingin berolahraga. Pihaknya hanya meminta masyarakat untuk tidak menimbulkan kerumunan, karena saat ini masih masa pandemi Covid-19.

"Bersepeda ini kan bagus untuk kesehatan, meningkatkan imun. Untuk aktivitas harian (bersepeda) ini bagus, tapi kalau masal apalagi di masa pandemi seperti saat ini kan menimbukan potensi bahaya," kata Ari.

Baca juga: Banyak yang Mulai Melirik Sepeda, Transportasi Aman Selama Pandemi Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar 11 Film Terbaru Tayang di Bioskop Juni 2024, Apa Saja?

Daftar 11 Film Terbaru Tayang di Bioskop Juni 2024, Apa Saja?

Tren
Keluarga Pegawai Dapat Diskon Tiket Kereta 50 Persen, KAI: Seumur Hidup

Keluarga Pegawai Dapat Diskon Tiket Kereta 50 Persen, KAI: Seumur Hidup

Tren
Update Kasus Korupsi Timah, Eks Dirjen Minerba Tersangka, Kerugian Naik Jadi Rp 300 T

Update Kasus Korupsi Timah, Eks Dirjen Minerba Tersangka, Kerugian Naik Jadi Rp 300 T

Tren
Polisi: Mayat di Toren Air Warga Pondok Aren merupakan Bandar Narkoba

Polisi: Mayat di Toren Air Warga Pondok Aren merupakan Bandar Narkoba

Tren
Ini Kata Jokowi dan Kejagung soal Anggota Densus 88 Kuntit Jampidsus

Ini Kata Jokowi dan Kejagung soal Anggota Densus 88 Kuntit Jampidsus

Tren
Israel Serang Rafah, Erdogan Sumpahi Netanyahu Bernasib seperti Hitler

Israel Serang Rafah, Erdogan Sumpahi Netanyahu Bernasib seperti Hitler

Tren
Pekerja Sudah Punya Rumah atau Ambil KPR, Masih Kena Potongan Tapera?

Pekerja Sudah Punya Rumah atau Ambil KPR, Masih Kena Potongan Tapera?

Tren
Bayi Tertabrak Fortuner di Sidoarjo, Apakah Orangtua Berpeluang Dipidana?

Bayi Tertabrak Fortuner di Sidoarjo, Apakah Orangtua Berpeluang Dipidana?

Tren
IKD Jadi Kunci Akses 9 Layanan Publik per Oktober, Bagaimana Nasib yang Belum Aktivasi?

IKD Jadi Kunci Akses 9 Layanan Publik per Oktober, Bagaimana Nasib yang Belum Aktivasi?

Tren
Bisakah Perjanjian Pranikah Atur Perselingkuhan Tanpa Pisah Harta?

Bisakah Perjanjian Pranikah Atur Perselingkuhan Tanpa Pisah Harta?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 30-31 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 30-31 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ini yang Terjadi jika Tidak Memadankan NIK dan NPWP | La Nina Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

[POPULER TREN] Ini yang Terjadi jika Tidak Memadankan NIK dan NPWP | La Nina Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Tren
China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

Tren
Poin-poin Draf Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Poin-poin Draf Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com