Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Pakaian dan Sepatu Bisa Membawa Virus Corona ke Rumah?

Kompas.com - 08/06/2020, 12:03 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

"Kita tidak meletakkan sepatu di atas meja. Kita tidak meletakkan sepatu di mulut kita. Sepatu tidak berada pada kategori benda yang sering disentuh. Pola harian kita telah menunjukkan manajemen atas objek kotor," kata spesialis penyakit menular Dr Kathleen Jordan.

Akan tetapi, Anda dapat melakukan tindakan keamanan tambahan untuk memastikan bahwa kontaminan tidak dapat masuk ke rumah dengan membersihkan sepatu dan meninggalkannya di pintu atau mendesain area yang aman untuk meletakkannya.

"Melepas sepatu dan membersihkannya sebelum memasuki rumah juga disarankan. Ini akan mencegah virus masuk ke rumah setelah melakukan perjalanan singkat. Pastikan Anda membersihkannya di luar rumah dan biarkan mengering sendiri," kata dokter di Lenox Hill Hospital New York City Dr Robert Glatter.

Baca juga: Hampir 80 Persen Kasus Covid-19 Tak Bergejala, Ini Fakta soal OTG

Kapan harus dilakukan tindakan pencegahan?

Jika Anda tengah merawat atau berada dalam jarak dekat dengan individu yang terpapar Covid-19, mencuci pakaian sesering mungkin adalah hal yang penting dalam menjaga higienitas.

Sementara itu, perjalanan seperti berbelanja sebenarnya tidak mengharuskan Anda untuk mencuci langsung pakaian saat baru sampai rumah.

Akan tetapi, jika Anda tidak dapat menjaga jarak fisik dari orang lain saat bepergian, atau lebih buruk lagi, ada orang yang batuk dan bersin di dekat Anda, mencuci pakaian adalah tindakan yang tepat. 

Imbauan tindakan pencegahan serupa juga telah disampaikan oleh Kementerian Kesehatan RI melalui akun media sosialnya. Salah satunya diunggah pada akun Twitter @KemenkesRI

Saat mencuci di rumah, untuk membunuh virus yang mungkin ada di pakaian, tidak diperlukan upaya berlebih. Penggunaan deterjen dianggap sudah cukup.

"Mesin cuci dengan sabun dan air sudah cukup aman dan efektif," kata spesialis penyakit menular Dr Kathleen Jordan.

Sementara itu, mengutip Forbes, 1 Mei 2020, jika Anda akan mencuci pakaian yang memiliki kemungkinan besar terpapar virus, misalnya setelah berinteraksi dengan kasus positif Covid-19, dapat dilakukan perlakuan khusus.

Berdasarkan pedoman CDC, gunakan sarung tangan sekali pakai.

Jika tidak ada, gunakan sarung tangan khusus untuk menyentuh atau mendisinfeksi benda-benda yang mungkin terpapar virus corona

Jika tidak memiliki keduanya, jauhkan wajah Anda dari tangan saat mencuci dan segera bersihkan tangan setelah mencuci.

Apabila menggunakan mesin cuci, atur suhu menjadi yang paling hangat atau basahi dan putar baju Anda. Jangan lupa untuk menggunakan jumlah detergen yang sesuai. 

Pastikan juga untuk mendisinfeksi semua yang dianggap telah terkontaminasi saat mencuci.

Baca juga: Langkah Pencegahan Covid-19 bagi Penderita Jantung

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 5 Mitos Seputar Masker

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com