Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Pakaian dan Sepatu Bisa Membawa Virus Corona ke Rumah?

Kompas.com - 08/06/2020, 12:03 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di tengah pemberlakuan new normal atau normal baru yang mulai dilakukan sejumlah negara, termasuk Indonesia, ada banyak hal yang belum diketahui secara pasti soal virus corona.

Misalnya, tentang dari mana saja virus dapat bersumber selain dari tetesan batuk atau bersin orang yang telah terpapar virus corona.

Bahkan, setelah Anda berusaha menjalani karantina mandiri untuk menghindari risiko paparan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, bagaimana tetap menjaga diri agar terlindungi dari virus?

Setelah menjalani normal baru dan adanya pelonggaran beraktivitas, pertanyaan tentang apakah virus dapat menempel dan menular melalui pakaian atau sepatu yang digunakan kembali muncul.

Berikut hal-hal yang perlu Anda ketahui:

Bagaimana risiko penularan virus lewat pakaian?

Ilustrasi pakaian kotorDok. Shutterstock Ilustrasi pakaian kotor
Menurut Dr Vincent Hsu, seorang dokter penyakit menular dan pengobatan preventif di AventHealth Orlando, hingga kini, diyakini bahwa pakaian tidak menjadi sumber signifikan dari penularan virus corona.

Mengutip Healthline, Hsu menyebut, hingga kini tidak ada kasus penularan virus corona yang tercatat berasal dari pakaian.

Covid-19, sebuah penyakit pernapasan mirip flu yang disebabkan oleh virus corona, utamanya disebarkan melalui droplets.

Batuk dan bersin dari seseorang yang terinfeksi pada jarak dekat dengan orang lain berpotensi menyebabkan penularan langsung.

Meski demikian, diketahui pula bahwa virus corona mampu bertahan di luar tubuh manusia pada berbagai jenis permukaan, yang dapat menyebabkan penularan jika disentuh.

Kelembaban disebut memiliki peran penting untuk menentukan waktu virus bertahan di suatu jenis permukaan.

Penularan virus melalui pakaian disebut tidak mungkin, tetapi para ahli sepakat bahwa mencuci pakaian langsung setelah bepergian adalah langkah yang baik. 

Baca juga: Panduan Lengkap Berangkat hingga Pulang Kerja di Era New Normal

Bagaimana risiko penularan melalui sepatu?

ilustrasi sepatu olahragashutterstock ilustrasi sepatu olahraga
Adapun sepatu diketahui jauh lebih kotor daripada pakaian sehingga kecenderungan untuk membawa bakteri dan kontaminan lain juga lebih besar.

Sebuah studi baru dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) menyebut bahwa virus corona dapat hidup pada sol sepatu.

Namun, para ahli setuju bahwa sepatu bukan sumber yang berpotensi besar untuk menularkan virus corona pada kebanyakan kasus.

"Kita tidak meletakkan sepatu di atas meja. Kita tidak meletakkan sepatu di mulut kita. Sepatu tidak berada pada kategori benda yang sering disentuh. Pola harian kita telah menunjukkan manajemen atas objek kotor," kata spesialis penyakit menular Dr Kathleen Jordan.

Akan tetapi, Anda dapat melakukan tindakan keamanan tambahan untuk memastikan bahwa kontaminan tidak dapat masuk ke rumah dengan membersihkan sepatu dan meninggalkannya di pintu atau mendesain area yang aman untuk meletakkannya.

"Melepas sepatu dan membersihkannya sebelum memasuki rumah juga disarankan. Ini akan mencegah virus masuk ke rumah setelah melakukan perjalanan singkat. Pastikan Anda membersihkannya di luar rumah dan biarkan mengering sendiri," kata dokter di Lenox Hill Hospital New York City Dr Robert Glatter.

Baca juga: Hampir 80 Persen Kasus Covid-19 Tak Bergejala, Ini Fakta soal OTG

Kapan harus dilakukan tindakan pencegahan?

Jika Anda tengah merawat atau berada dalam jarak dekat dengan individu yang terpapar Covid-19, mencuci pakaian sesering mungkin adalah hal yang penting dalam menjaga higienitas.

Sementara itu, perjalanan seperti berbelanja sebenarnya tidak mengharuskan Anda untuk mencuci langsung pakaian saat baru sampai rumah.

Akan tetapi, jika Anda tidak dapat menjaga jarak fisik dari orang lain saat bepergian, atau lebih buruk lagi, ada orang yang batuk dan bersin di dekat Anda, mencuci pakaian adalah tindakan yang tepat. 

Imbauan tindakan pencegahan serupa juga telah disampaikan oleh Kementerian Kesehatan RI melalui akun media sosialnya. Salah satunya diunggah pada akun Twitter @KemenkesRI

Saat mencuci di rumah, untuk membunuh virus yang mungkin ada di pakaian, tidak diperlukan upaya berlebih. Penggunaan deterjen dianggap sudah cukup.

"Mesin cuci dengan sabun dan air sudah cukup aman dan efektif," kata spesialis penyakit menular Dr Kathleen Jordan.

Sementara itu, mengutip Forbes, 1 Mei 2020, jika Anda akan mencuci pakaian yang memiliki kemungkinan besar terpapar virus, misalnya setelah berinteraksi dengan kasus positif Covid-19, dapat dilakukan perlakuan khusus.

Berdasarkan pedoman CDC, gunakan sarung tangan sekali pakai.

Jika tidak ada, gunakan sarung tangan khusus untuk menyentuh atau mendisinfeksi benda-benda yang mungkin terpapar virus corona. 

Jika tidak memiliki keduanya, jauhkan wajah Anda dari tangan saat mencuci dan segera bersihkan tangan setelah mencuci.

Apabila menggunakan mesin cuci, atur suhu menjadi yang paling hangat atau basahi dan putar baju Anda. Jangan lupa untuk menggunakan jumlah detergen yang sesuai. 

Pastikan juga untuk mendisinfeksi semua yang dianggap telah terkontaminasi saat mencuci.

Baca juga: Langkah Pencegahan Covid-19 bagi Penderita Jantung

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 5 Mitos Seputar Masker

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com