Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Baru Virus Corona, Apa yang Bisa Dilakukan untuk Langkah Pencegahan?

Kompas.com - 16/04/2020, 09:04 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah penelitian menemukan beberapa gejala baru virus corona. Masyarakat di dunia diminta untuk lebih waspada dengan adanya gejala baru ini.

Ahli Perancis mengungkapkan bahwa virus corona SARS-CoV-2 dapat menyebabkan gejala dermatologis berupa kulit kemerahan yang terkadang menyakitkan dan menyebabkan gatal-gatal.

Gejala dermatologis tersebut memengaruhi tubuh di luar sistem pernapasan, kemungkinan terkait infeksi virus corona penyebab Covid-19.

Banyaknya pasien yang melaporkan gejala serupa semakin menguatkan hal ini berhubungan dengan infeksi virus.

Bahkan, gejala baru ini dapat muncul tanpa disertai gejala pernapasan.

Baca juga: Update Virus Corona di Dunia 16 April: Lebih dari 2 Juta Orang Terinfeksi, 509.557 Sembuh

Beberapa gejala baru terinfeksi virus corona

Mengutip BBC, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan diare juga telah dilaporkan menjadi gejala baru corona virus.

Selain itu, ada juga laporan bahwa gejala virus corona dapat bisa diikuti dengan hilangnya bau dan rasa pada indra pengecap.

Melansir Live Science, banyak kasus infeksi corona virus berada dalam kondisi ringan atau bahkan mungkin tak menunjukkan gejala sama sekali.

Namun, terdapat gejala-gejala yang harus diwaspadai, seperti demam, batuk, dan sesak napas.

Menurut sejumlah penelitian, rata-rata penderita menunjukkan gejala pada hari kelima terinfeksi. Periode inkubasi virus ini berlangsung hingga 14 hari.

Sebuah laporan dalam Journal of American Medical Association menyebutkan, sebanyak 98 persen pasien Covid-19 yang mendapatkan perawatan mengalami demam.

Sementara itu, 76-82 persen mengalami batuk kering dan 11-44 persen melaporkan mengalami kelelahan.

Baca juga: Sembuh dari Corona, Jadi Kebal atau Dapat Terinfeksi Kembali? Simak Penjelasannya...

Corona virus akan semakin berisiko terhadap seseorang yang berada pada rentang usia 20-79 tahun.

Meski demikian, penelitian terbaru terhadap 2.000 anak yang terkonfirmasi atau diduga menderita Covid-19, sebanyak 6 persen di antaranya berada dalam kondisi parah atau kritis.

Kasus Covid-19 yang lebih serius membuat pasiennya mengalami pneunomia, kegagalan organ, hingga kematian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com