KOMPAS.com - Protes atas kasus yang dialami George Floyd masih terus terjadi. Tidak hanya di Amerika Serikat, bentuk dukungan kepada George Floyd pun dilakukan oleh masyarakat di berbagai negara di dunia.
Melansir Time, Sabtu (6/6/2020), puluhan ribu orang berkumpul jdi negara-negara di Asia, Australia, dan Eropa, menyuarakan kemarahannya atas kematian George Floyd.
Berikut ulasannya:
Di Berlin, polisi mengatakan ada 15.000 orang yang melakukan demonstrasi secara damai. Para pengunjuk rasa menggaungkan nama Floyd dan membawa papan yang bertuliskan "Stop police brutality" dan "I can't breath".
Sementara itu, ribuan pengunjuk rasa di Paris menentang larangan demonstrasi karena pandemi virus corona yang masih berlangsung dan berkumpul di depan Kedutaan Besar AS.
Kemudian, di London, puluhan ribu orang juga melakukan demonstrasi di luar Parliament Square.
Baca juga: Obesitas dan Tingginya Angka Kematian akibat Virus Corona di AS...
Banyak yang berlutut dan mengangkat tangan di luar gedung kedutaan di sebelah selatan Sungai Thames ini.
Terdengar pula sayup-sayup kalimat "Silence is violence" atau "Diam adalah kekerasan" dan "Color is not a crime" atau "Warna bukan sebuah kejahatan".
Mayoritas dari mereka yang berunjuk rasa menggunakan masker atau penutup wajah lainnya.
Beberapa tampak berusaha untuk mematuhi aturan jarak fisik dan berjalan dalam kelompok-kelompok kecil.
Selain itu, diperkirakan sekitar 15.000 berkumpul di jantung kota Manchester, Inggris dan 2.000 lainnya di ibukota Wales, Cardiff.
Kematian Floyd memang tidak hanya memicu protes yang sangat besar di Amerika Serikat, tetapi juga mengangkat isu minoritas dan diskriminasi di tempat lainnya.
Para pengunjuk rasa di luar Konsulat AS di Naples, Italia juga menyerukan kata-kata seperti "Freedom" atau "Kebebasan" dalam bahasa Inggris dan Italia.
Mereka juga bertepuk tangan dan membawa sebuah banner besar bertuliskan "Black Lives Matter".
Baca juga: Hadapi New Normal, Masih Perlukah Mengenakan Masker?
Di Sidney, unjuk rasa terjadi dengan tertib. Polisi membagi-bagikan masker kepada para pengunjuk rasa dan petugas lain, serta disediakan pula hand sanitizer.
Kemudian, ada sekitar 30.000 orang yang disebut melakukan protes di Brisbane, ibu kota negara bagian Queensland.
Mereka membuat polisi menutup beberapa jalan utama di pusat kota.
Sebelumnya, pada Jumat (5/6/2020), pengadilan memutuskan bahwa protes tidak dapat dilaksanakan di Australia karena kondisi pandemi virus corona yang masih berlangsung.
Namun, mengutip Forbes, Sabtu (6/6/2020), pengadilan yang lebih tinggi membalik keputusan tersebut.
Baca juga: 12 Negara Ini Konfirmasi Nol Kasus Covid-19, Mana Saja?
Keputusan terbaru ini memungkinkan dilakukannya demonstrasi di Sidney dan kota-kota lain seperti Melbourne dan Brisbane.
Sementara itu, di ibu kota Korea Selatan, Seoul, pengunjuk rasa berkumpul selama dua hari berturut-turut untuk mengecam kematian Floyd.
Mengenakan masker dan baju berwarna hitam, puluhan demonstran berjalandengan pengawalan polisi, membawa kertas atau papan bertuliskan "George Floyd Rest In Peace" dan "Koreans for Black Lives Matter".
Baca juga: Mengapa Angka Kematian akibat Covid-19 di Asia Lebih Rendah daripada Eropa dan AS?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.