Mereka dianggap cenderung mengabaikan tindakan pengendalian infeksi virus corona seperti disiplin physical distancing.
Anak muda juga dianggap sebagai pembawa virus tak bergejala.
“Pergeseran infeksi Covid-19 dari populasi yang lebih tua ke populasi yang lebih muda dapat menutupi penurunan kasus yang sebenarnya," kata para peneliti.
Di New York, anak muda juga menghadapi ancaman sakit parah karena Covid-19. Ada laporan tentang pasien muda yang dalam keadaan sehat dan meninggal karena stroke setelah tertular virus corona.
Beberapa anak juga mengalami peradangan yang jarang terjadi, tetapi kondisinya parah.
Baca juga: Di New York, Ditemukan Banyak Pasien Berusia Muda yang Terinfeksi Virus Corona
Tren meningkatnya orang berusia muda terinfeksi virus corona juga dilaporkan di negara lain.
Di Brazil, dokter menyebutkan, separuh pasien yang mereka tangani berusia muda, dan banyak yang meninggal dunia.
Menurut pemberitaan The Washington Post, 15 persen kematian di negara itu adalah pasien berusia di bawah 50 tahun, yang 10 kali lipat dari proporsi di Eropa.
Situasi lebih buruk terjadi di Meksiko. Otoritas kesehatan setempat menyebutkan, seperempat kematian di negara itu terjadi pada pasien berusia antara 25-49 tahun.
Para peneliti AS menyimpulkan, ketika jumlah kasus meningkat di kalangan anak muda, mereka harus dimasukkan dalam prioritas untuk identifikasi, pengendalian, dan menghentikan penyebaran Covid-19.
Baca juga: INFOGRAFIK: Mencegah Serangan Jantung sejak Usia Muda