Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca dari Indira Khalista, Mengapa Masih Banyak Masyarakat yang Ogah Pakai Masker?

Kompas.com - 15/05/2020, 12:49 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Jadi, perilaku sosial masyarakat kita terbiasa tanpa menggunakan masker.

"Saat harus menggunakan masker sebagai pengurang risiko terpapar Covid tidak terbiasa dengan hal itu, sehingga hal ini menjadi penghambat tindakan preventif kesehatan yang telah direkomendasikan," ujar Listyo.

Baca juga: Berikut 5 Gejala Virus Corona Ringan yang Tak Boleh Diabaikan

Persepsi terhadap ancaman (threat) penyakit

Berdasarkan pada kerangka teori Helath Belief Model, mereka yang tidak menggunakan masker umumnya menilai Covid-19 bukan ancaman serius, sehingga enggan mengikuti protokoler pengurangan risiko Covid termasuk menggunakan masker.

"Persepsi ini tidak terlepas dari kurangnya pengetahuan terkait ancaman covid dan adanya lay belief (keyakinan yang tidak tepat) bahwa dirinya kuat dan tidak akan terkena covid sehingga tidak menggunakan masker," terang Listyo.

Persepsi terhadap variabel demografi

Kemudian, dalam faktor persepsi terhadap variabel demografi yakni memiliki peran bahwa pandangan bahwa Covid-19 rentan bagi mereka yang lansia, rentan bagi mereka yang mengidap penyakit tertentu terutama pernafasan.

Oleh karena itu, mereka yang masih muda dan tidak mengalami gangguan tidak akan terkena sehingga tidak memerlukan menggunakan masker.

Baca juga: Kenali Tanda dan Gejala Infeksi Virus Corona pada Anak-anak

Berfokus pada kenyamanan daripada kesehatan

Warga menggunakan masker saat mengendarai sepeda motor di Jl. Letjen S. Parman, Jakarta Barat, Senin (4/5/2020). Provinsi DKI Jakarta memasuki pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diperpanjang ke tahap kedua. Tujuan PSBB ini adalah untuk menekan penyebaran virus corona (Covid-19).KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Warga menggunakan masker saat mengendarai sepeda motor di Jl. Letjen S. Parman, Jakarta Barat, Senin (4/5/2020). Provinsi DKI Jakarta memasuki pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diperpanjang ke tahap kedua. Tujuan PSBB ini adalah untuk menekan penyebaran virus corona (Covid-19).

Faktor lain yang memengaruhi yakni adanya fokus pada kenyamanan ketimbang kesehatan.

Terkait hal ini, Listyo menyampaikan, menggunakan masker memang ada kendala apalagi tidak terbiasa menggunakannya, seperti bernafas tidak bebas, berbicara tidak terlalu jelas suaranya karena terhalang, kemudian ada tali yang menempel di telinga, atau menutup bagian muka.

Hal-hal ini kemudian menjadi dasar penggabaian penggunaan masker yang tentunya lebih berorientasi pada tindakan preventif gangguan kesehatan.

Dengan demikian penilaian untung rugi personal menggunakan masker menjadi faktor pertimbangan yang penting.

Baca juga: Kenali Tanda dan Gejala Infeksi Virus Corona pada Anak-anak

Budaya reaktif

Selanjutnya, faktor yang membuat orang enggan memakai masker yakni masyarakat kita sudah terkenal dengan budaya reaktifnya, yaitu apabila terkena baru akan bereaksi.

"Penggunaan masker sebagai preventif biasanya baru akan digunakan apabila lingkungan sekitar ada yang sudah terkena Covid-19, atau ketika diri sudah terkena selalu muncul penyesalan seandainya dulu pakai masker tidak akan mengalami gangguan kesehatan," terang Listyo.

Baca juga: Kenali Masa Inkubasi Virus Corona di Dalam Tubuh, Berapa Lama?

Penerapan protokoler pencegahan tidak tegas

Petugas medis dari Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin melakukan Rapid Test terhadap salah satu pedagang di Pasar Sentra Antasari, Kamis (14/5/2020). Hasilnya ditemukan 46 pedagang yang dinyatakan reaktif terhadap Covid 19.KOMPAS.com/ANDI MUHAMMAD HASWAR Petugas medis dari Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin melakukan Rapid Test terhadap salah satu pedagang di Pasar Sentra Antasari, Kamis (14/5/2020). Hasilnya ditemukan 46 pedagang yang dinyatakan reaktif terhadap Covid 19.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com