Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Temukan Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan Kasus Kematian Covid-19

Kompas.com - 10/05/2020, 20:30 WIB
Rizal Setyo Nugroho

Penulis

KOMPAS.com - Tim peneliti di Universitas Northwestern di Illinois, AS menemukan hubungan antara kekurangan vitamin D dengan infeksi virus corona.

Peneliti menemukan bahwa pasien dari negara-negara dengan tingkat kematian Covid-19 yang tinggi, seperti Italia, Spanyol dan Inggris, memiliki kadar vitamin D yang lebih rendah dibandingkan dengan pasien di negara-negara yang tidak terkena dampak buruk.

Metode penelitian dilakukan dengan melakukan analisis statistik data dari rumah sakit dan klinik di China, Prancis, Jerman, Italia, Iran, Korea Selatan, Spanyol, Swiss, Inggris, dan Amerika Serikat.

Meskipun demikian, para peneliti tetap memberikan catatan terhadap hasil riset tersebut.

"Walaupun saya pikir penting bagi orang untuk mengetahui bahwa kekurangan vitamin D berperan dalam kematian, kita tidak harus memaksakan vitamin D pada semua orang," kata Vadim Backman, salah satu ilmuwan, di situs web universitas.

Baca juga: Manfaat Ultraviolet B untuk Imunitas, Berjemur Sebaiknya Dilakukan di Jam-jam Ini...

Vitamin D bisa menjadi alasan perbedaan terkait negara dalam tingkat kematian kasus Covid-19.
?
"Ini perlu penyelidikan lebih lanjut, dan saya berharap bahwa pekerjaan kami akan memicu minat di bidang ini. Data juga dapat menjelaskan mekanisme kematian, yang, jika terbukti, dapat mengarah pada tujuan terapeutik baru," kata peneliti dikutip dari Tag24, Minggu (10/5/2020).

Tingkat kematian berbeda

Backman dan timnya datang dengan gagasan untuk meneliti hubungan antara tingkat corona dan vitamin D setelah menemukan perbedaan yang tidak dapat dijelaskan dalam tingkat kematian pasien virus corona dari satu negara ke negara lain.

Beberapa orang berhipotesis bahwa perbedaan dalam kualitas perawatan kesehatan, distribusi usia populasi, tingkat tes, atau jenis coronavirus yang berbeda mungkin juga berpengaruh.

Namun Backman juga menyebut, tidak satu pun dari faktor-faktor ini yang tampaknya memainkan peran penting.

"Sistem perawatan kesehatan di Italia Utara adalah salah satu yang terbaik di dunia. Perbedaan mortalitas ada bahkan ketika Anda melihat pada kelompok umur yang sama," tutur dia.

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui soal Berjemur di Bawah Sinar Matahari

Dalam menganalisis data pasien yang tersedia untuk umum dari seluruh dunia, Backman dan timnya menemukan hubungan yang kuat antara kadar vitamin D dan badai sitokin - suatu kondisi peradangan yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif.

Para peneliti juga menemukan korelasi antara kekurangan vitamin D dan kematian pasien dengan virus corona.

Manfaat vitamin D

Badai sitokin dapat sangat merusak paru-paru dan menyebabkan sindrom gangguan pernapasan akut dan kematian pada pasien.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com