Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Turki Atasi Virus Corona: Terjunkan 6.000 Tim Pelacak Setiap Hari

Kompas.com - 10/05/2020, 09:35 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Tim kemudian menyusun daftar orang-orang yang berpotensi terpapar dan memintanya untuk mengisolasi diri selama 14 hari.

Inilah yang terjadi di Fatih ketika tim pelacak baru saja melakukan pemeriksaan terhadap wanita dengan keluhan migrain dan kelelahan.

Begitu para dokter meninggalkan gedung, mereka melepas APD dan membuangnya ke kantong sampah.

"Jika hasil tes positif, wanita itu akan muncul sebagai kasus yang dikonfirmasi dalam file kami dan akan mengarahkan pada proses penelusuran baru," kata Mustafa Sever salah satu pelacak sekaligus dokter umum.

Baca juga: Peringatan WHO, Infeksi Covid-19 untuk Kedua Kalinya dan Sistem Kekebalan Tubuh...

Pembukaan pusat perbelanjaan

Peran pelacak juga akan sangat penting dalam menghindari gelombang kedua infeksi ketika Turki tengah bersiap untuk melonggarkan penguncian.

Rencananya, negara itu akan membuka kembali pusat perbelanjaan dan penata rambut mulai Senin (11/5/2020).

Tak seperti banyak negara yang menganggap pelacakan semacam itu berpotensi membuka data pasien, Turki memulai cara tersebut untuk menanggulangi pandemi sejak awal.

Menurut Aslan, pihak yang memiliki akses ke data yang dikumpulkan hanyalah tim pelacak.

Pelacakan bukan hal baru di Turki. Langkah serupa juga telah dilakukan ketika campak menyerang Istanbul.

Baca juga: Virus Corona, SARS, dan MERS, Manakah yang Paling Berbahaya?

Para pelacak juga bergantung pada dokter keluarga yang secara teratur menghubungi pasien untuk menanyakan kondisi kesehatan mereka dan memastikan telah menghormati tindakan penguncian.

Di Istanbul saja, 1.200 tim yang terdiri dari dua hingga empat pelacak terus melacak kasus-kasus baru yang potensial.

Selain upaya pelacakan, mereka juga memberikan saran tentang cara agar tidak menularkan ke orang lain dan meyakinkan orang yang telah mereka kunjungi.

"Ketika kita pergi ke rumah warga, mereka melihat seseorang merawat mereka dan menunjukkan bahwa mereka tidak diabaikan," kata Sever.

"Jika mereka khawatir, kita akan sedikit berbicara dengan mereka untuk meyakinkan mereka," imbuhnya.

Baca juga: Update Corona di Dunia 9 Mei: 4 Juta Orang Terinfeksi, Kekhawatiran WHO soal Minuman Anti-corona

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Penggunaan Masker Kain

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com