Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta soal Didi Kempot, Sang Legenda Berjuluk The Godfather of Broken Heart...

Kompas.com - 06/05/2020, 07:38 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Koyo ngene rasane wong nandang kangen...
Rino wengi atiku rasane peteng...
Tansah kelingan kepingin nyawang...
Sedelo wae uwis emoh tenan...

KOMPAS.com - Siapa yang tak hafal sepenggal lirik di atas, sebuah lagu ciptaan legenda musik campursari, Didi Kempot, yang berjudul Pamer Bojo.

Namun, kini sang legenda yang memiliki julukan The Godfather of Broken Heart tersebut telah tiada dan meninggalkan kita semua.

Didi Kempot meninggal dunia karena henti jantung mendadak (HJM) pada Selasa (5/5/2020) pagi di RS Kasih Ibu, Surakarta, Jawa Tengah.

Berikut 5 fakta mengenai Didi Kempot:

1. Awalnya musisi jalanan

Warga melewati poster ucapan duka cita untuk mengenang penyanyi campursari Dionisius Prasetyo atau Didi Kempot yang meninggal dunia di Solo, Jawa Tengah, Selasa (5/5/2020). Didi Kempot meninggal dunia saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, Selasa (5/5/2020), dan rencananya akan dimakamkan di tempat kelahiran Ngawi, Jawa Timur.ANTARA FOTO/MAULANA SURYA Warga melewati poster ucapan duka cita untuk mengenang penyanyi campursari Dionisius Prasetyo atau Didi Kempot yang meninggal dunia di Solo, Jawa Tengah, Selasa (5/5/2020). Didi Kempot meninggal dunia saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, Selasa (5/5/2020), dan rencananya akan dimakamkan di tempat kelahiran Ngawi, Jawa Timur.

Sebelum menjadi legenda musik camprsari, pemilik nama asli Dionisius Prasetyo ini dulunya adalah seorang musisi jalanan.

Dilansir Harian Kompas, 29 September 2019, Didi pernah menghabiskan 10 tahun mengamen di Keprabon, pusat jajanan di Kota Solo, Jawa Tengah.

Saat itu, ia tergabung dengan kelompok bernama Kelompok Pengamen Trotoar. Akronim dari kelompok itulah yang kelak dijadikan Didi nama panggungnya, Didi Kempot.

Menjelang akhir 1985, ia bersama teman-temannya memberanikan diri mengadu nasib di Jakarta.

Setelah lagu-lagunya mengudara di jalanan beberapa waktu, baru pada 1989 Didi mendapat kesempatan merekam karyanya dalam bentuk album. Lagu "Cidro", "We Cen Yu" (Kowe Pancen Ayu), dan "Moblong-moblong" berada di album perdana itu.

Baca juga: [POPULER TREN] Mengenang Kepergian Didi Kempot | 18 Provinsi dengan Nol Kasus Baru Covid-19

2. Musisi spesialis patah hati

Didi Kepot tampil di acara Kemendikbud yaitu Pekan Kebudayaan Nasional, Oktober 2019. Dok. Dokumentasi PKN 2019, Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Didi Kepot tampil di acara Kemendikbud yaitu Pekan Kebudayaan Nasional, Oktober 2019.

Banyak lagu ciptaan Didi Kempot bertemakan patah hati.

Beberapa di antaranya adalah Pamer Bojo, Kangen Nickerie, Banyu Langit, Layang Kangen, Ambyar, Cidro, dan masih banyak lagi.

Didi Kempot pernah mengatakan, kurang lebih sebanyak 700 lagu lebih pernah ia ciptakan.

Dugaan Didi, lagu-lagunya banyak disukai karena bertemakan patah hati.

Sebagai musisi spesialis patah hati, Didi pernah berniat terus mendalami bakatnya mencipta lagu-lagu bertema nelangsa. Ide lagu mengalir begitu saja tanpa terbendung di benak Didi.

Ia mengatakan, patah hati mungkin sudah ia rasakan sejak lama. Ibu dan ayahnya bercerai ketika usia Didi masih balita. Ia menduga itulah sumber patah hatinya.

Baca juga: Mengenang Erwin Prasetya, Basis Pertama Dewa 19 yang Meninggal karena Pendarahan di Lambung

3. Miliki kedekatan dengan Suriname

Bidikan layar situs berita Suriname dwtonline.com. Meninggalnya Didi Kempot disebut mengejutkan warga di Surinamedwtonline.com Bidikan layar situs berita Suriname dwtonline.com. Meninggalnya Didi Kempot disebut mengejutkan warga di Suriname

Salah satu musisi yang digandrungi oleh warga negara lain adalah Didi Kempot.

Ia merupakan musisi yang sangat dikenal di Suriname.

Lewat lagu bertajuk "Angin Paramaribo", Didi Kempot sering dianggap sebagai penyanyi atau "warga" Suriname.

Paramaribo adalah ibu kota negara Suriname. Nama Didi memang sangat dikenal di negeri bekas jajahan Belanda yang terletak di timur laut Amerika Latin itu.

Begitu terkenalnya, sampai ia diundang ke hotel oleh Presiden Suriname, Weyden Bosch, saat berkunjung ke Indonesia sekitar awal tahun 1998.

"Saya ngobrol dengan presiden dan istrinya di kamar hotel. Santai, seperti bertemu dengan teman lama," tutur Didi pada suatu siang akhir Agustus di Kampung Sumber, Solo, dikutip dari Harian Kompas (7/9/1999).

Baca juga: Mengenang Kurt Cobain, Ikon Musik Rock Modern

4. Raih banyak penghargaan

Pelayat melintas di depan karangan bunga duka cita almarhum Didi Kempot di rumah duka Sumber, Solo, Jawa Tengah, Selasa (5/5/2020). Penyanyi campursari dengan nama asli Dionisius Prasetyo atau Didi Kempot meninggal dunia pada pukul 07:45 WIB pada usia 53 tahun, dan akan dimakamkan di tempat kelahiran di Ngawi, Jawa Timur.ANTARA FOTO/MOHAMMAD AYUDHA Pelayat melintas di depan karangan bunga duka cita almarhum Didi Kempot di rumah duka Sumber, Solo, Jawa Tengah, Selasa (5/5/2020). Penyanyi campursari dengan nama asli Dionisius Prasetyo atau Didi Kempot meninggal dunia pada pukul 07:45 WIB pada usia 53 tahun, dan akan dimakamkan di tempat kelahiran di Ngawi, Jawa Timur.

Dengan menciptakan lebih dari 700 lagu, Didi Kempot memiliki segudang penghargaan yang pernah ia dapat.

Penghargaan di Anugerah Musik Indonesia pada 2001 sebagai Penyanyi Terbaik.

Penghargaan di Anugerah Musik Indonesia pada 2002 sebagai Artis Solo/Duo/Group/Kolaborasi Terbaik dan Album Terbaik.

Penghargaan Anugerah Dangdut TPI pada tahun 2002 kategori Lagu Dangdut Etnik Terbaik.

Penghargaan di Anugerah Musik Indonesia pada 2003 kategori Karya Produksi Tradisional Terbaik.

Masih di tahun yang sama, ia mendapat penghargaan Anugerah Dangdut TPI pada 2003, kategori Penyanyi Rekaman Lagu Dangdut Etnik Terbaik.

Penghargaan di Anugerah Musik Indonesia pada 2010 kategori Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah Terbaik.

Penghargaan di Anugerah Musik Indonesia pada 2011 kategori Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah Terbaik.

Penghargaan di Anugerah Musik Indonesia pada 2013 kategori Solo, Duo/Grup Dangdut Berbahasa Daerah.

Pada tahun lalu, Didi Kempot mendapatkan Penghargaan Khusus Maestro Campursari dari Indonesia Dangdut Awards pada 2019.

Baca juga: Mengenang Sosok Marsinah, Aktivis Buruh yang Tak Mau Mengalah pada Nasib

5. Meninggal karena henti jantung

Penyanyi campursari, Didi Kempot saat cek sound sebelum acara program Rosi di Kompas TV di Menara Kompas, Jakarta, Kamis (1/8/2019).KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Penyanyi campursari, Didi Kempot saat cek sound sebelum acara program Rosi di Kompas TV di Menara Kompas, Jakarta, Kamis (1/8/2019).

Hingga akhirnya, sang legenda Didi Kempot mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Kasih Ibu, Surakarta, Jawa Tengah, pada Selasa (5/5/2020).

Yudith Nuraini, salah seorang pendamping Didi Kempot, menceritakan, Senin (4/5/2020) malam, Didi masih mengawasi proses editing produksi lagu terbarunya, "Istighfar Sak Kuate", di studio musik di wilayah Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Yudith juga sempat mendengar Didi mengeluh sedikit capek.

Selasa (5/5/2020) pagi, menurut Jasmani, salah seorang asisten Didi Kempot, maestro campursari itu mengeluh sesak napas saat berada di rumahnya di wilayah Sumber, Solo.

"Pagi itu, Mas Didi sempat teriak-teriak Allahu Akbar, Allahu Akbar. Saya langsung membopong Mas Didi ke rumah sakit," kata Jasmani dikutip dari Harian Kompas, Rabu, (6/5/2020).

Sesampainya di Rumah Sakit pukul 07.25 WIB, Didi Kempot sudah tidak sadarkan diri.

"(Ia mengalami) henti jantung dan henti napas. Diresusitasi, tetapi tidak tertolong dan dinyatakan meninggal oleh dokter pukul 07.45," kata Asisten Manajer Humas Rumah Sakit Kasih Ibu Divan Fernandez.

Baca juga: Mengenang Perjalanan Hidup Pramoedya Ananta Toer...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: DIDI KEMPOT Godfather of Broken Heart (1966-2020)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com