Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Virtue Dragon, Perusahaan Asal China Penampung 500 TKA

Kompas.com - 03/05/2020, 11:29 WIB
Virdita Rizki Ratriani

Penulis

KOMPAS.com - Rencana kedatangan sebanyak 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) ditolak oleh pemerintah daerah (pemda). 

Pemda maupun DPRD Sulawesi Tenggara sepakat menolak kedatangan WNA China tersebut ke lokasi perusahaan pemurnian ( smelter) di Morosi, Kabupaten Konawe, Sultra.

Penolakan pemda didasari atas kekhawatiran penyebaran wabah virus corona.

Sementara, Dirjen Binapenta dan PKK Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Aris Wahyudi mengatakan, perusahaan yang akan mendatangkan 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China sudah berupaya mencari pekerja lokal.

Baca juga: Saat 500 TKA Asal China Akan Didatangkan di Tengah Pandemi Corona, Klaim untuk Hindari PHK Pekerja Lokal

Kedua perusahaan tersebut yakni PT Virtue Dragon Nickel Industry dan PT Obsidian Stainless Steel yang berlokasi di Sulawesi Tenggara.

"Mereka sudah berusaha mencari tenaga kerja lokal Indonesia, namun tak ada yang mau karena lokasi dan ketidakmampuan sesuai jumlah dan kualifikasi yang dibutuhkan," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (2/5/2020).

Lantaran alasan ketidakcukupan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membangun pabrik smelter di Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), maka Kemenaker pun menyetujui Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) tersebut.

Baca juga: Kemenaker: Izin 500 TKA China Diberikan untuk Menghindari PHK Pekerja Lokal

Profil PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI)

PT. Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) merupakan perusahaan berstatus Penanaman Modal Asing (PMA) yang berdiri sejak Agustus 2014. 

Perusahaan ini berkantor pusat di Jakarta dan memiliki kantor cabang di Kendari, Sulawesi Tenggara. 

Induk perusahaan ini adalah De Long Nickel Co.LTD di JiangSu, China dan memiliki wilayah operasi di Konawe, Sulawesi Tenggara. 

Baca juga: Soal 500 TKA China, Kemenaker: Perusahaan Sudah Cari Pekerja Lokal tapi Tak Ada yang Mau

Melansir Kontan, 9 Januari 2015, perusahaan pengolahan feronikel ini menginvestasikan 5 miliar dollar AS atau Rp 75 triliun untuk membangun pabrik feronikel di kawasan industri Konawe di Sulawesi Tenggara.

Selain untuk bangun smelter pengolahan feronikel, perusahaan juga akan membangun infrastruktur penunjang seperti pembangkit listrik dan pelabuhan sendiri.

"Kami akan membangun smelter hingga 2020 dengan kapasitas total 3 juta ton feronikel per tahun. Selain itu kami juga akan bangun pembangkit listrik dan pelabuhan sendiri," ujar Andrew Zhu, President Director Virtue Dragon Nickel Industry, Jumat, (9/1/2015).

Baca juga: Soal 500 TKA China, Kemenaker: Kadin Tahu Kondisi di Lapangan?

Ia menjelaskan nilai tersebut merupakan nilai total investasi untuk membeli 500 hektar lahan, membangun smelter pengolahan feronikel, pembangkit listrik, dan pelabuhan.

Perusahaan akan membangun pembangkit listrik untuk kebutuhan investasi tahap pertama dengan kapasitas 335 megawatt.

Adapun untuk pembangkit listrik untuk investasi tahap kedua dan ketiga, masih akan dihitung dan dibangun menyusul. Perusahaan juga berencana untuk membangun pelabuhan dengan kapasitas muatan hingga 50.000 ton. 

Baca juga: Polemik 500 TKA China, Pengusaha Merasa Miris, Pemerintah Dicap Inferior

Ajukan tambahan lahan 

Melansir Kontan, 6 Juli 2017, saat ini Virtue Dragon hanya mengantongi perizinan untuk dua fase pembangunan industri nikel.

Fase pertama seluas 500 ha dengan investasi senilai 1 miliar dollar AS, yang kedua seluas 700 ha dengan investasi senilai 2,5 miliar dollar AS.

Namun, Virtue Dragon mengajukan penambahan lahan seluas 1.000 ha dengan total pengajuan izin pengelolaan lahan seluas 2.200 ha untuk dibangun Virtue Dragon Industrial Park.

Tetapi permasalahnnya, lahan yang diajukan perusahaan nikel asal China tersebut harus menggeser lahan pertanian pangan berkelanjutan.

Pemerintah pun berniat berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk mencarikan wilayah pertanian pengganti. 

Baca juga: Wali Kota Kendari Tutup Akses Kedatangan bagi Ratusan TKA dari China

Wabah corona ganggu proyek Virtue Dragon 

Wabah corona mulai berdampak terhadap pengerjaan proyek smelter di tanah air.

Melansir Kontan, Kamis (12/3/2020), Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot mengungkapkan, hal tersebut antara lain dialami oleh PT Virtue Dragon Nickel Industry di Konawe, Sulawesi Tenggara.

Menurut Bambang, pengerjaan konstruksi proyek pengembangan smelter stainless steel Virtue Dragon terganggu lantaran ratusan pekerja yang berasal dari China belum bisa kembali mengerjakan proyek. 

Baca juga: Wali Kota Kendari Tutup Akses Kedatangan bagi Ratusan TKA dari China

"Virtue Dragon mengembangkan pabrik baja stainless steel. Mereka terganggu karena lebih dari 300 atau 400-an pekerja belum kembali," kata Bambang dalam Coffe Morning yang digelar di kantornya, Kamis (12/3).

Bambang bilang, proyek smelter yang sudah beroperasi kemungkinan tidak akan mengalami gangguan.

Hanya saja, untuk proyek yang sedang konstruksi, Bambang tak menutup potensi akan terganggu oleh wabah corona.

Mengingat banyak smelter yang bekerja sama dengan perusahaan China dan memakai tenaga kerja dari Negeri Tirai Bambu itu.

Baca juga: Tolak Kedatangan 500 TKA Asal China, DPRD Sultra Surati Jokowi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com