Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intip Pusat Karantina di Singapura yang Dijaga Robot

Kompas.com - 26/04/2020, 20:19 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

Sumber SCMP

KOMPAS.com - Singapura memanfaatkan gedung pameran dan fasilitas publik yang tak terpakai sebagai pusat karantina pasien virus corona.

Hal ini dikarenakan Singapura menghadapi lonjakan kasus, yang memaksa negara itu mempersiapkan adanya tempat karantina dengan cepat.

Negara berpenduduk 5,7 juta orang ini memiliki lebih dari 12.000 kasus. Sebagian besar kasus ditemukan di asrama-asrama sempit yang menampung lebih dari 300.000 pekerja terutama dari Asia Selatan.

Baca juga: Saat Para Mahasiswa di Jateng Memilih Bertahan dan Tidak Mudik di Tengah Pandemi Corona...

Melansir SCMP , Minggu (26/4/2020), salah satu pusat karantina adalah Changi Exhibition Centre yang sebelumnya digunakan untuk menggelar Singapore Airshow, pameran pesawat terbesar di Asia.

Pusat karantina tersebut dapat menampung lebih dari 4.000 pasien yang sembuh dari Covid-19 dan mereka yang memiliki gejala ringan.

Baca juga: Gejalanya Mirip, Begini Prosedur Diagnosis Malaria di Tengah Pandemi Corona

"Seluruh proses persiapan infrastruktur memakan waktu enam hari," kata Joseph Tan, anggota komite persiapan fasilitas sementara.

Gedung pameran itu telah disekat-sekat menjadi kamar untuk delapan hingga 10 orang, dengan tempat tidur logam, laci penyimpanan plastik, dan kipas angin.

Pada Sabtu (25/5/2020), pasien dari Bangladesh dan India telah dipindahkan ke pusat karantina ini. 

Baca juga: 2 BUMN Pertahanan Sanggup Produksi Ventilator Pasien Virus Corona

Dijaga robot

Di pusat isolasi Changi yang baru, setiap kamar memiliki monitor tekanan darah dan peralatan medis lainnya yang bisa digunakan pasien untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sendiri tiga kali sehari.

Sementara itu, robot yang dikendalikan dari jarak jauh menyediakan makanan dan layanan video call  untuk mengurangi kontak fisik.

Baca juga: Catat, KLB Corona di Solo Diperpanjang hingga 29 Mei, Ini Kata Wali Kota Rudy

Pihak berwenang juga sedang menguji coba robot anjing berkaki empat, buatan Boston Dynamics yang menurut mereka dapat digunakan untuk mengirimkan obat-obatan kepada pasien atau mengukur suhu tubuh mereka.

Bagian dalam ruangan dapat menampung 2.700 pasien, sementara bagian luar gedung akan menambah 1.700 tempat tidur.

Baca juga: Pasien Corona di Sumsel Bertambah Jadi Lebih dari 100 Orang

Fasilitas lain juga sedang dibangun

Sekitar 10.000 pekerja yang bekerja dalam layanan penting telah dipindahkan dari asrama mereka ke perumahan alternatif, yang mencakup kamp militer, gedung olahraga dan kapal akomodasi untuk pekerja lepas pantai.

Deretan tenda berwarna putih juga sedang didirikan di pelabuhan pengapalan Tanjong Pagar. Fasilitas itu dapat menampung hingga 15.000 pekerja asing, meskipun pihak berwenang belum memutuskan bagaimana lahan itu akan digunakan.

Baca juga: Pandemi Corona Tekankan Pentingnya Regulasi Perdagangan Satwa Liar

"Kami terus mengeksplorasi lahan-lahan lain yang bisa dimanfaatkan, termasuk pembangunan fasilitas untuk kasus-kasus suspect atau pekerja yang terinfeksi," kata seorang juru bicara dari Kementerian Pembangunan Nasional.

Juru bicara itu juga menambahkan bahwa fasilitas yang sedang dibangun di Tanjong Pagar akan bisa segera dimanfaatkan.

Baca juga: Modal Sosial Disebut Penting Lawan Corona di Indonesia, Apa Maksudnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com