KOMPAS.com - Singapura memanfaatkan gedung pameran dan fasilitas publik yang tak terpakai sebagai pusat karantina pasien virus corona.
Hal ini dikarenakan Singapura menghadapi lonjakan kasus, yang memaksa negara itu mempersiapkan adanya tempat karantina dengan cepat.
Negara berpenduduk 5,7 juta orang ini memiliki lebih dari 12.000 kasus. Sebagian besar kasus ditemukan di asrama-asrama sempit yang menampung lebih dari 300.000 pekerja terutama dari Asia Selatan.
Baca juga: Saat Para Mahasiswa di Jateng Memilih Bertahan dan Tidak Mudik di Tengah Pandemi Corona...
Melansir SCMP , Minggu (26/4/2020), salah satu pusat karantina adalah Changi Exhibition Centre yang sebelumnya digunakan untuk menggelar Singapore Airshow, pameran pesawat terbesar di Asia.
Pusat karantina tersebut dapat menampung lebih dari 4.000 pasien yang sembuh dari Covid-19 dan mereka yang memiliki gejala ringan.
Baca juga: Gejalanya Mirip, Begini Prosedur Diagnosis Malaria di Tengah Pandemi Corona
"Seluruh proses persiapan infrastruktur memakan waktu enam hari," kata Joseph Tan, anggota komite persiapan fasilitas sementara.
Gedung pameran itu telah disekat-sekat menjadi kamar untuk delapan hingga 10 orang, dengan tempat tidur logam, laci penyimpanan plastik, dan kipas angin.
Pada Sabtu (25/5/2020), pasien dari Bangladesh dan India telah dipindahkan ke pusat karantina ini.
Baca juga: 2 BUMN Pertahanan Sanggup Produksi Ventilator Pasien Virus Corona
Di pusat isolasi Changi yang baru, setiap kamar memiliki monitor tekanan darah dan peralatan medis lainnya yang bisa digunakan pasien untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sendiri tiga kali sehari.
Sementara itu, robot yang dikendalikan dari jarak jauh menyediakan makanan dan layanan video call untuk mengurangi kontak fisik.
Baca juga: Catat, KLB Corona di Solo Diperpanjang hingga 29 Mei, Ini Kata Wali Kota Rudy
Pihak berwenang juga sedang menguji coba robot anjing berkaki empat, buatan Boston Dynamics yang menurut mereka dapat digunakan untuk mengirimkan obat-obatan kepada pasien atau mengukur suhu tubuh mereka.
Bagian dalam ruangan dapat menampung 2.700 pasien, sementara bagian luar gedung akan menambah 1.700 tempat tidur.
Baca juga: Pasien Corona di Sumsel Bertambah Jadi Lebih dari 100 Orang
Sekitar 10.000 pekerja yang bekerja dalam layanan penting telah dipindahkan dari asrama mereka ke perumahan alternatif, yang mencakup kamp militer, gedung olahraga dan kapal akomodasi untuk pekerja lepas pantai.
Deretan tenda berwarna putih juga sedang didirikan di pelabuhan pengapalan Tanjong Pagar. Fasilitas itu dapat menampung hingga 15.000 pekerja asing, meskipun pihak berwenang belum memutuskan bagaimana lahan itu akan digunakan.
Baca juga: Pandemi Corona Tekankan Pentingnya Regulasi Perdagangan Satwa Liar
"Kami terus mengeksplorasi lahan-lahan lain yang bisa dimanfaatkan, termasuk pembangunan fasilitas untuk kasus-kasus suspect atau pekerja yang terinfeksi," kata seorang juru bicara dari Kementerian Pembangunan Nasional.
Juru bicara itu juga menambahkan bahwa fasilitas yang sedang dibangun di Tanjong Pagar akan bisa segera dimanfaatkan.
Baca juga: Modal Sosial Disebut Penting Lawan Corona di Indonesia, Apa Maksudnya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.