WAHAI anak muda, surat ini adalah sebuah "pesan dalam botol" yang aku tulis untuk dirimu. Surat ini aku tulis di masa-masa paling genting dari sebuah pandemi global.
Pandemi Covid-19 yang memaksa diriku serta jutaan manusia di dunia untuk berdiam diri di rumah (home isolation) dalam jangka waktu yang tidak menentu.
Di tengah berbagai kegelisahan yang aku alami selama minggu-minggu pertama home isolation, aku terpikir tentang dirimu dan generasimu.
Generasi yang akan tumbuh besar menjadi remaja serta manusia dewasa yang utuh setelah Covid-19 berlalu.
Anak muda, aku baru tersadar bahwa pandemi Covid-19 ini akan membentuk sebuah generasi baru. Generasi yang akan memiliki kepribadian serta arketip yang betul-betul berbeda dengan generasi sebelumnya.
Tahukah kau bahwa generasi baru akan muncul setiap kali terjadi sebuah peristiwa besar. Peristiwa besar dapat mewujud dalam bentuk revolusi sosial, politik, maupun ilmu pengetahuan.
William Strauss dan Neil Howe ahli teori generasi menyebutnya dengan critical moment.
Covid-19 adalah sebuah critical moment yang bukan hanya berdampak pada kesehatan sebuah bangsa, namun juga mengubah tatanan sosial, ekonomi hingga kepemimpinan politik.
Pada saat surat ini aku tulis, dirimu masih berusia 7 hingga 15 tahun. Sebuah rentang usia yang penting menurut Karl Manheim dalam artikelnya Problems of generations, sebab pada usia itu dirimu menyerap berbagai nilai-nilai dari pengalaman hidup secara bawah sadar.
Prof. Slamet Iman Santoso tokoh pendidikan Indonesia, menyebutnya dengan projective years. Sebab, apa-apa yang engkau telah internalisasi akan terproyeksi dalam sanubarimu selamanya.
Duhai anak muda, pada saat dirimu membaca surat ini, rekam jejakmu sudah penuh dengan berbagai kreasi.
Pada usia senja, generasi kami akan terkagum-kagum dengan capaian kreatifmu serta generasimu. Dirimu akan memiliki kemampuan kreasi yang luar biasa karena engkau telah sanggup mengatasi masa-masa kebosanan sepanjang home isolation Covid-19.