Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Muhammad Faisal

Youth Researcher. Founder Youth Laboratory Indonesia. Penulis Buku 'Generasi Kembali Ke Akar'

"Pesan dalam Botol" untuk Generasi Setelah Covid-19

Kompas.com - 31/03/2020, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Rollo May seorang tokoh psikologi humanistik telah berpesan dalam bukunya The Courage to Create bahwa kebosanan adalah kunci dari kreasi.

Berbagai karya monumental yang telah dikenal oleh manusia lahir dari kemampuan melampaui kebosanan yang dialami sang maestro.

Bila kau ingat, pada masa isolasi Covid-19 ruang gerak dan ekspresimu terbatas. Namun, kreativitasmu akan mendominasi berbagai kecenderunganmu yang lain.

Kreativitas secara bawah sadar akan menjadi mekanisme pertahanan diri mental (defence mechanism) yang akan menjagamu serta membawa jiwamu menembus ruang fisik yang terisolasi.

Generasiku akan terkejut melihat bagaimana engkau akan merespons kebosanan. Berbagai stereotip yang kami miliki tentang generasimu seperti mudah menyerah, suka berbagai hal instan, serta kerap temperamental, akan lambat laun runtuh.

Penyambung generasi

Anak muda, perlu kau ketahui bahwa pada masa sebelum Covid-19 melanda salah satu kegelisahan terbesar yang dimiliki para orang tua generasiku adalah jurang generasi (Generation Gap). Generasimu diprediksi akan memiliki generation gap terbesar.

Margaret Mead seorang tokoh Antropologi terkemuka pernah menulis terkait jurang generasi dalam karyanya Culture and Commitment. Ia menjelaskan bahwa akan muncul satu generasi yang hanya mengambil referensi nilai-nilai pada teman sebaya.

Proses itu disebut Margaret Mead sebagai proses cofigurative. Generasimu adalah generasi cofigurative yang tidak lagi mengambil referensi dari generasiku maupun generasi sebelumku.

Kami cemas, membayangkan apa yang akan terjadi dengan bangsa ini bila dirimu dan generasimu tidak lagi menengok ke belakang.

Kami khawatir bahwa revolusi digital telah menarikmu sepenuhnya kepada imaji masa depan. Namun di luar dugaan, masa-masa home isolation telah secara aksidental memaksa generasi kami untuk membangun bonding atau ikatan batin dengan generasimu.

Tanpa disadari, dirimu kembali mengambil referensi dari kami lewat waktu bermain bersama, dongeng sebelum tidur, hingga obrolan di meja makan.

Margaret Mead menyebut proses yang kau lalui dengan sebutan prefigurative (mengambil nilai-nilai dari generasi terdahulu). Aku menyebutmu sebagai "generasi kembali ke akar"!.

Mindful dan empati

Di era di mana segala yang dilihat oleh mata dapat diperoleh melalui klik telepon genggam, alih-alih menjadi seorang anak manja engkau akan tumbuh menjadi manusia yang mindful.

Dirimu akan senantiasa sadar akan perasaan serta pilihanmu sendiri. Sebab, krisis Covid-19 akan memaksa orang tua dan dirimu untuk senantiasa mindful.

Engkau akan ingat, walau secara samar, bahwa menurunnya tingkat kesadaran karena keinginan-keinginan sepele dapat berakibat buruk bagi seseorang di masa Pandemi Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com