Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: 500 Penumpang KA di Italia Tewas Keracunan Karbon Monoksida

Kompas.com - 02/03/2020, 15:31 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 76 tahun yang lalu, tepatnya 2 Maret 1944, sebuah kereta berhenti di terowongan dekat Salerno, Italia, dan lebih dari 500 orang di dalamnya meninggal dunia. 

Peristiwa ini terjadi di tengah terjadinya Perang Dunia II. Detail kejadian tidak terungkap saat itu dan menciptakan kebingungan.

Melansir History, kereta nomor 8017 tersebut meninggalkan Salerno menuju daerah pedesaan di selatan kota melalui Pegunungan Apennine.

Kereta ini merupakan kereta barang yang sebetulnya tidak seharusnya mengangkut penumpang.

Namun, saat itu, wajar jika tentara ataupun warga sipil menumpang di kereta angkutan barang atau kereta-kereta lainnya.

Dalam perjalanan melewati kota-kota Eboli, Persano, dan Romagnano, kereta ini telah menjemput sekitar 650 penumpang saat mencapai Balvano.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa di Agadir Maroko Tewaskan 12.000 Orang

Balvano merupakan sebuah kota kecil di antara dua terowongan panjang di Apennine. 

Hujan turun saat kereta 8017 tersebut mulai melewati terowongan Galeria dell Amri di luar Balvano. 

Namun seketika, kereta terpaksa berhenti. Ada dua jenis laporan yang diberikan terkait penyebab dari penghentian ini, yaitu kereta tidak mampu menarik gerbong barang yang kelebihan muatan menuju lereng atau kereta berhenti untuk menunggu kereta lain yang turun ke arah yang berlawanan.

Kereta pun berhenti di terowongan selama lebih dari 30 menit.

Lokomotif kereta api ini saat itu beroperasi dengan membakar bahan pengganti batu bara tingkat rendah.

Pasalnya, batu bara dengan kadar tinggi sulit diperoleh selama perang. Pengganti batubara ini menghasilkan asap yang tidak berbau dan karbon monoksida yang beracun.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa di Agadir Maroko Tewaskan 12.000 Orang

Sekitar 520 penumpang kereta pun mengalami sesak napas oleh karbon monoksida tersebut saat mereka duduk di kereta.

Di tengah-tengah Perang Dunia yang terjadi, kasus ini hampir tidak dilaporkan saat itu.

Padahal, kejadian ini disebut sebagai salah satu kejadian terburuk dan tidak biasa. Peristiwa tidak biasa ini pun menjadi bencana kereta api besar di abat tersebut. 

Kematian lebih dari 500 penumpang akibat mati lemas karena karbon monoksida ini pun terjadi tidak lama setelah sebuah kecelakaan kereta api lainnya.

Kurang dari dua bulan sebelumnya, kecelakaan kereta api di terowongan Torro di Spanyol juga terjadi dan menewaskan 500 orang.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gedung WTC Dibom, 6 Meninggal, 1.000 Lainnya Luka-luka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 30-31 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 30-31 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ini yang Terjadi jika Tidak Memadankan NIK dan NPWP | La Nina Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

[POPULER TREN] Ini yang Terjadi jika Tidak Memadankan NIK dan NPWP | La Nina Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Tren
China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

Tren
Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Tren
Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Tren
Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Tren
Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Tren
Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Tren
Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Tren
Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Tren
Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Tren
Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tren
Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Tren
Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com