"Kita memonitor yang tinggal di sini, tamunya juga kita data," lanjut Ray.
Jika masa perpanjangan visa telah habis, para turis nantinya akan kembali ke China melewati Hong Kong atau Macau.
Sebelum, para turis kembali, pemerintah di Bali telah menegaskan, turis China yang ada di Bali dalam keadaan sehat dan tidak ada yang terjangkit virus corona.
Baca juga: Virus Corona Merebak, China Ajukan Paten Obat Guna Sembuhkan Pasien
Tidak hanya keberadaan turis China yang dinilai menguntungkan bagi pasar bisnis, namun mewabahnya virus corona juga membuat Indonesia merugi atas pasar China.
Sebab adanya kehilangan "lose" dari potensi bisnis di Bali yang nilainya cukup lumayan.
"Karena pasar market China memberikan share terkontribusi dalam pariwisata Bali dan Indonesia," kata Ray.
Kehilangan bisnis ini, tidak membuat Ray berdiam diri.
Ia mengusulkan kepada Menteri Pariwisata terkait strategi bisnis untuk memberikan keuntungan bagi bisnis pasar.
Menurutnya, pesawat yang biasanya terbang ke Guangzhou, Beijing, Wuhan, dan lainnya sebaiknya dialihkan ke India, karena India memiliki jumlah populasi yang banyak dan berpotensi tinggi pada pasar market.
Adapun jalur yang diusulkan yakni dari Denpasar-New Delhi dan dari Denpasar-Mumbai.
Selain itu, alternatif rute lain yang diusulkan Ray yakni dari Denpasar-Jepang, Denpasar-London, Denpasar-LA dan Denpasar-New York.
Kemudian, pemberian voucher promo untuk akhir pekan juga diperlukan guna menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
"Karena saya yakin ini masalah penyakit ya, karena kami di Bali sudah berpengalaman terhadap SARS, flu burung, termasuk bom Bali pun kita masih survive untuk situasi dan kondisi ini," imbuh dia.
Baca juga: Song Yingjie, Dokter di China Meninggal Diduga akibat Kelelahan Tangani Virus Corona
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.