Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Wuhan Tolak Karantina Virus Corona: "Lebih Baik Kami Mati di Rumah..."

Kompas.com - 05/02/2020, 18:45 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

Sementara, rumah sakit yang baru dibangun diperuntukkan bagi mereka yang telah berada di rumah sakit lain dan akan dipindahkan ke rumah sakit baru nantinya. 

"Tapi untuk orang seperti kita, kita tidak dapat memperoleh kamar, biarkan mereka yang memperoleh tempat di rumah sakit baru itu," ujar Wang.

Menurut Wang, satu-satunya tempat yang dapat mereka datangi saat ini berdasarkan pedoman pemerintah adalah lokasi karantina.

"Namun, jika kami pergi, apa yang terjadi pada paman akan terjadi juga pada ayah. Jadi, kami memutuskan untuk mati di rumah," katanya.

Baca juga: Antisipasi Virus Corona, Kemenkes Siapkan 16 Posko Kesehatan di Natuna

Kesulitan yang sama

Kisah serupa juga dialami oleh keluarga-keluarga lainnya. Menurut Wang, orang-orang di lingkungannya tidak berbeda jauh kondisinya.

"Ayah teman saya bahkan ditolak oleh staf di lokasi karantina karena ia telah mengalami demam tinggi," ungkap Wang.

Sumber daya yang terbatas juga berbanding terbalik dengan besarnya populasi yang terinfeksi virus corona

"Kami takut, kami tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya," tambahnya.

Wang mengatakan bahwa jika ia tahu kota akan diisolasi pada 23 Januari lalu, ia pasti telah pergi dari kota tersebut.

"Jika kami ada di tempat lain, mungkin ada harapan. Saya tahu apakah orang-orang menyukai kami, yang mendengarkan pemerintah dan tinggal di Wuhan, membuat keputusan yang tepat atau tidak. Namun, saya pikir, kematian paman telah menjawab pertanyaan itu," pungkas Wang.

Baca juga: Kemenkes: Data WHO, Virus Corona Capai 20.630 Kasus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penyebab Anjing Peliharaan Tidur Berlebihan, Kapan Anda Perlu Khawatir?

Penyebab Anjing Peliharaan Tidur Berlebihan, Kapan Anda Perlu Khawatir?

Tren
Apa Itu Turbulensi? Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya pada Pesawat

Apa Itu Turbulensi? Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya pada Pesawat

Tren
Harga dan Cara Beli Tiket Fanmeeting Byeon Wooseok di Jakarta

Harga dan Cara Beli Tiket Fanmeeting Byeon Wooseok di Jakarta

Tren
Soal Kasus Fat Cat di China, Polisi Sebut Mantan Pacar Tidak Bersalah

Soal Kasus Fat Cat di China, Polisi Sebut Mantan Pacar Tidak Bersalah

Tren
Meteor Biru Melintasi Langit Spanyol dan Portugal, Ini Penjelasan Badan Antariksa Eropa

Meteor Biru Melintasi Langit Spanyol dan Portugal, Ini Penjelasan Badan Antariksa Eropa

Tren
7 Orang Dekat SYL yang Disebut Dapat Duit dari Kementan

7 Orang Dekat SYL yang Disebut Dapat Duit dari Kementan

Tren
Penjelasan TNI AL soal Lettu Eko Disebut Akhiri Hidup karena Judi

Penjelasan TNI AL soal Lettu Eko Disebut Akhiri Hidup karena Judi

Tren
Ada 2 WNI, Ini Daftar Penumpang Singapore Airlines yang Alami Turbulensi

Ada 2 WNI, Ini Daftar Penumpang Singapore Airlines yang Alami Turbulensi

Tren
Angka Kematian akibat Kecelakaan di Swedia Terendah, Apa Rahasianya?

Angka Kematian akibat Kecelakaan di Swedia Terendah, Apa Rahasianya?

Tren
Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Tren
Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal-usul Kehidupan di Bumi

Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal-usul Kehidupan di Bumi

Tren
3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] ICC Ajukan Surat Penangkapan Pemimpin Israel dan Hamas | Mengintip Jasa 'Santo Suruh' yang Unik

[POPULER TREN] ICC Ajukan Surat Penangkapan Pemimpin Israel dan Hamas | Mengintip Jasa "Santo Suruh" yang Unik

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com