Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Sosial dan Banjir Jakarta...

Kompas.com - 03/01/2020, 05:47 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bencana banjir melanda sejumlah wilayah di Ibu Kota DKI Jakarta dan beberapa wilayah di sekitarnya pada hari pertama tahun 2020, Rabu (1/1/2020).

Banjir ini dipicu hujan lebat yang mengguyur sejak Selasa (31/12/2019) malam.

Perbincangan mengenai banjir seketika tak hanya terjadi di dunia nyata, media sosial pun diramaikan dengan perbincangan dan perkembangan soal kondisi banjir di beberapa wilayah.

Hal itu dibuktikan dengan kata-kata kunci terkait banjir, populer di media sosial Twitter hingga saat ini.

Sejak Rabu hingga Kamis (2/1/2019), trending Twitter Indonesia diwarnai dengan tagar #banjirJakarta dan #banjir2020.

Bagaimana melihat fenomena media sosial di tengah bencana banjir yang tengah terjadi?

Pengamat media sosial Enda Nasution mengatakan, memang terjadi pertukaran informasi yang masif di media sosial terkait banjir.

"Karena terjadi di Jakarta dan sekitarnya, media sosial juga penggunanya paling ramai juga di Jakarta. Jadi pertukaran informasi begitu masif," kata Enda kepada Kompas.com, Kamis (2/1/2020).

Baca juga: Kisah Penyelamatan Anjing yang Terikat di Pagar Saat Banjir...

Ia mengapresiasi mereka yang memanfaatkan media sosial saat banjir karena sangat informatif.

Di antaranya, membantu orang untuk lebih berhati-hati dan menghindari lokasi-lokasi yang terendam banjir.

Di sisi lain, banyak juga permintaan pertolongan atau bantuan dari warganet, baik untuk dirinya sendiri maupun keluarga dan kerabatnya.

"Seperti warga yang terperangkap dan informasi kontak-kontak yang bisa dihubungi, relawan menawarkan rumahnya untuk dijadikan posko, dan sebagainya," papar Enda.

"Jadi memang dengan adanya media sosial salah satu fungsinya ya bertukar informasi dan memberikan informasi tentang apa yang perlu dibantu dan yang bisa dibantu," lanjut dia.

Perumahan Pondok Gede Permai, Bekasi, mobil terseret genangan air banjir.youtube.com/adaadaajachannel Perumahan Pondok Gede Permai, Bekasi, mobil terseret genangan air banjir.
Selain itu, lanjut Enda, sepengamatannya hingga Kamis, tak banyak hoaks bertebaran di media sosial. 

Biasanya, momen-momen seperti ini sering dimanfaatkan oleh pihak yang tak bertanggung jawab untuk mengunggah video-video lama dan memberikan narasi yang menyesatkan.

Baca juga: Cerita Anggota TNI Evakuasi Bayi Baru Lahir di Tengah Kepungan Banjir...

"Sekarang kayanya sudah lebih sadar tentang informasi, jadi beberapa video sudah mengatakan lokasi dan waktunya," kata Enda.

Menurut dia, pada banjir kali ini, banyak hal positif yang ditemukan di media sosial.

"Bisa dibilang, ini fungsi positif (media sosial) yang harusnya memang dibuat seperti ini," ujar Enda.

Secara psikologis, Enda tak memungkiri adanya ungkapan kekecewaan warganet terhadap pemerintah karena tak bisa mengatasi banjir ini.

Namun, tak sedikit pula yang memanfaatkan media sosial untuk mencari dukungan moral selama banjir.

"Jadi memang fungsi-fungsi itu mungkin tidak bisa dilakukan jika tidak ada media sosial," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bisakah Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan Cair Sebelum Pensiun?

Bisakah Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan Cair Sebelum Pensiun?

Tren
Ini Nasib Barang yang Tertahan Bea Cukai tapi Tidak Diambil Pemiliknya

Ini Nasib Barang yang Tertahan Bea Cukai tapi Tidak Diambil Pemiliknya

Tren
Panggung Kampanye Capres di Meksiko Roboh, 9 Orang Meninggal dan Puluhan Luka-luka

Panggung Kampanye Capres di Meksiko Roboh, 9 Orang Meninggal dan Puluhan Luka-luka

Tren
Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Tren
Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Tren
Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Tren
6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

Tren
7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

Tren
Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Tren
Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Tren
Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Tren
Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Tren
BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

Tren
8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com