Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehausan, Koala di Australia Minta Minum kepada Pesepeda

Kompas.com - 30/12/2019, 19:28 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hewan khas Australia, koala, menjadi salah satu korban dari cuaca ekstrim yang tengah melanda di sejumlah wilayah di negara tersebut dalam beberapa waktu terakhir. 

Diperkirakan, lebih dari 2.000 ekor koala mengalami kepanasan dan dehidrasi.

Melansir dw.com, baru-baru ini, seekor koala menghampiri beberapa pesepeda yang melintas untuk meminum air dari botol yang mereka bawa.

Pesepeda yang sedang menuju Adelaide saat suhu mencapai 40 derajat celsius itu, melihat koala di tikungan jalan.

"Secara alami, kami pun berhenti untuk membantu memindahkannya dari jalan," kata Anna Heusler, salah satu pesepeda, sebagaimana dikutip dalam SCMP.

Heusler menghentikan sepedanya dan koala tersebut menghampirinya dengan cepat. Kemudian, ia memberikan seluruh minuman yang dimiliki.

Baca juga: Australia Kembali Pecahkan Rekor Suhu Terpanasnya, Rata-rata 41,9 Derajat Celcius

"Ia (koala) benar-benar memanjat sepeda saya. Tidak ada yang pernah melihat hal seperti ini sebelumnya," lanjut Heusler.

Heusler juga mengunggah kejadian tersebut melalui akun Instagramnya di @ann.heusler

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Anna Heusler (@anna.heusler) on Dec 26, 2019 at 2:37pm PST

Menjadi korban gelombang panas

Hingga kini, setidaknya 2.000 ekor koala mati akibat kebakaran hutan yang besar dan meluas di seluruh Australia Selatan dan pantai timur benua, sebagaimana dilaporkan dalam penyelidikan parlemen, awal Desember 2019.

"Hewan-hewan ini tewas, baik karena kebakaran yang terjadi, ataupun kelaparan dan kehausan karenanya," ujar Ketua Aliansi Hutan Timur Laut dan ekologis Dailan Pugh sebagaimana dikutip dw.com.

Selain itu, Direktur Pusat Lingkungan Jeff Angel juga memperingatkan risiko kelangsungan hidup koala yang berada di level darurat akibat kebakaran yang terjadi. 

Ia menilai, situasi ini dapat menyebabkan hilangnya habitat bagi koala.

Oleh sebab itu, Jeff mendesak pemerintah untuk bertindak lebih banyak dan lebih cepat.

Baca juga: Berlibur di Saat Negaranya Alami Krisis Kebakaran Semak, PM Australia Minta Maaf

Melansir SCMP, pantai tengah bagian utara New South Wales merupakan rumah bagi sekitar 28.000 koala.

Akan tetapi, kebakaran yang terjadi secara signifikan menurunkan populasinya dalam beberapa bulan terakhir.

"Lebih dari 30 persen habitatnya rusak," kata Menteri Lingkungan Australia, Sussan Ley, seperti dikutip SCMP.

Penggambaran koala yang tengah diselamatkan dari kebakaran hutan juga viral di media sosial akhir-akhir ini.

"Saya memperoleh surat dari orang-orang seluruh dunia yang tergerak dan takjub dengan respons relawan-relawan kami dan juga perilaku makhluk (koala) ini," tambah Ley.

Krisis kebakaran

Sementara itu, sekitar 5 juta hektar lahan telah terbakar selama krisis kebakaran ini terjadi dengan 9 orang terbunuh dan lebih dari 1.000 rumah rusak.

Status bahaya kebakaran di New South Wales dan Wilayah Ibu Kota Australia meningkat menjadi 'parah' pada Sabtu (28/12/2019).

Pinggiran barat Sidney mencapai suhu 41 derajat celsius.

Adapun, pusat kota mencapai suhu 31 derajat celsius pada Minggu (29/12/2019) sebelum akan menjadi 35 derajat celsius pada Selasa (31/12/2019).

Canberra, ibu kota Australia, mencapai suhu 38 derajat celsius pada Sabtu (28/12/2019), dengan perkiraan suhu yang akan memperberat keadaan selama tujuh hari setelahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com