Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pemuda Palestina di Gaza yang Kesulitan untuk Menikah...

Kompas.com - 15/12/2019, 16:44 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hussein Qandeel, seorang pria Gaza berusia 39 tahun, memiliki mimpi sederhana,: mendapatkan pekerjaan yang layak dan menikah.

Namun, impian itu terbilang mewah bagi penduduk Gaza yang tengah menghadapi krisis sosial ekonomi akibat blokade yang dilakukan Israel.

Untuk bertahan hidup, para pemuda Palestina di Gaza harus berjuang keras dan mengesampingkan keinginan mereka untuk mencari pasangan.

Otoritas terkait menyebutkan, tingkat perkawinan di Gaza terus mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir.

Qandeel telah lulus dari universitas di bidang pemasaran pada 15 tahun yang lalu.

Akan tetapi, hingga saat ini, ia belum mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bidang studinya.

"Selama kuliah, saya dulu bekerja untuk membayar biaya kuliah saya sendiri. Setelah lulus, saya memulai perjalanan mencari pekerjaan yang membuatku frustasi, tetapi tidak pernah berhasil," kata Qandeel, dikutip dari MEE.

Baca juga: Serangan Israel Bunuh Komandan Milisi Jihad Islam di Jalur Gaza

Seiring berjalannya waktu, harapan Qandeel untuk memiliki penghasilan tetap, apartemen, dan seorang pendamping hidup kian pupus.

"Ayah saya sudah tua dan sakit. Saya berjuang bersama saudara lelaki saya agar seluruh keluarga tetap bisa makan," kata dia.

Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya itu, ia mengambil beberapa pekerjaan berbahaya di bidang konstruksi.

Akibat kerja keras yang berkepanjangan itu, Qandeel harus menjalani dua operasi. Ia pun tidak diperbolehkan lagi melakukan aktivitas fisik yang intens.

Kondisi tersebut semakin membuatnya tenggelam dalam keputusasaan dan mengubur dalam-dalam impiannya tentang pernikahan.

Kisah Mahmoud

Sementara itu, Mahmoud al-Leli, seorang pemuda berusia 27 tahun, mengatakan, ia sangat mencintai gadis di lingkungan terdekatnya.

"Aku sangat mencintainya, dan aku sudah lama bermimpi bahwa kami akan bersama selamanya. Tapi sepertinya cita-citaku itu terlalu tinggi" kata Mahmoud.

Mahmoud tinggal bersama orang tua dan saudara-saudaranya. Mereka masih bergantung pada bantuan yang diberikan oleh The United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees (UNRWA).

Baca juga: PBB: 1 Juta Rakyat Palestina di Gaza Terancam Kelaparan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com