Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Desa-Desa Fiktif Penerima Dana Desa...

Kompas.com - 09/11/2019, 09:15 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Rapat Kerja Komisi XI DPR RI bersama Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani beserta jajarannya belum lama ini mengungkap hal baru, yakni adanya desa-desa fiktif.

Desa tersebut merupakan desa tak berpenghuni namun menerima dana desa.

Keberadaan desa fiktif ini tentunya akan merugikan negara, mengingat dana desa selalu meningkat setiap tahunnya.

Tahun ini, total alokasi dana desa mencapai Rp 70 triliun dan 2020 mendatang akan mencapai Rp 72 triliun.

Berikut ini sejumlah desa-desa yang dianggap sebagai desa fiktif:

Pulau kecil tak berpenghuni Halmahera

Salah satu lokasi yang disinyalir sebagai desa fiktif adalah pulau-pulau kecil di Halmahera.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Achmad Hatari dalam keterangan tertulis seperti dikutip dari Kompas.com (7/11/2019).

“Saya kebetulan tahu persis di Halmahera Selatan ada pulau-pulau kecil yang tidak berpenghuni. Tetapi kalau bupati mencatat itu sebagai desa, kami bisa bayangkan berapa banyak anggaran kita yang sudah turun selama bertahun-tahun ini dihabiskan,” kata dia.

Baca juga: Viral Cerita KKN di Desa Penari, Membedah Rasa Takut Vs Penasaran dalam Kisah Horor

Tiga desa di Konawe, Sulawesi Tenggara

Desa lain yang diduga sebagai desa fiktif adalah tiga desa yang ada di Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Desa tersebut adalah Desa Uepai dan Desa Morehe di Kecamatan Uepai, serta Desa Ulu Meraka di Kecamatan Onembute.

Keputusan tersebut berdasarkan hasil rekomendasi pemeriksaan Inspektorat Provinsi Sultra tanggal 27 Juli 2018.

"Jadi tiga desa itu memang tidak ada, sesuai dengan hasil pemeriksaan Inspektorat Pemprov Sultra. Jadi dana desa sebesar Rp 5,8 miliar itu tidak boleh dicairkan sejak tahun 2015, 2016, 2017, dan 2018," ungkap Gusli, Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara, Kamis (7/11/2019).

Dana tersebut saat ini masih tersimpan di kas daerah.

Tiga desa ini semula merupakan desa yang benar-benar ada, namun desa-desa tersebut kemudian mengalami pemekaran.

Seperti desa Morehe, disampaikan Gusli tak lagi ada karena terkena imbas pemekaran Kolaka Timur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com