Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Masinis Beli Makanan Saat Kereta Berhenti di Perlintasan, Ini Penjelasan PT KAI

Kompas.com - 08/11/2019, 12:48 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah lokomotif yang berhenti di tengah jalan terekam dalam video yang diunggah oleh akun @Chamberafli melalui media sosial Twitter pada Kamis (7/11/2019).

Dalam video berdurasi 25 detik itu, diperlihatkan pula petugas kereta api yang tengah berjalan menyusuri pengendara motor yang menunggu di belakang palang pintu kereta.

Sembari menuju lokomotif yang berhenti, petugas atau masinis yang berjalan santai tersebut terlihat juga menenteng sebuah plastik hitam.

Para warganet pun mempersepsikan petugas atau masinis tersebut tengah membeli makanan.

"Jajan pake motor X
Jajan pake mobil X
Jajan pake go food X
NOOB

Jajan Pake Lokomotif," tulis akun @Chamberafli dalam twitnya.

Sontak, video tersebut ramai dibicarakan di media sosial.

Bahkan, unggahan video tersebut telah di re-tweet sebanyak lebih dari 26.600 kali dan telah disukai sebanyak lebih dari 23.200 kali oleh pengguna Twitter lainnya.

Baca juga: KAI Luncurkan 4 Kereta Baru, Ini Perincian Tarif dan Rutenya

Menunggu Penumpang

Mengonfirmasi hal tersebut, VP Public Relations PT KAI (Persero) Edy Kuswoyo mengungkapkan bahwa berhentinya lokomotif tersebut bukan karena menunggu masinis atau petugas dari warung, namun sedang menunggu penumpang.

"Kami klarifikasi bahwa penutupan perlintasan sebidang tersebut bukan karena sedang menunggu asisten masinis dari lokomotif CC 206 13 33, melainkan sedang menunggu penumpang naik dan turun kereta di Stasiun Parungkuda, Sukabumi," ujar Edy saat dihubungi Kompas.com, Jumat (8/11/2019).

Selain itu, Edy menjelaskan bahwa kejadian yang terekam dalam video berlangsung pada 31 Oktober 2019.

"Saat itu KA Pangrango rute Sukabumi-Bogor dengan nomor 393 sedang melakukan pemberhentian di Stasiun Parungkuda untuk proses naik dan turun penumpang," kata dia.

Menurut informasi dari PT KAI, setiap kereta api yang berhenti di Stasiun Parungkuda, bagian lokomotifnya akan menutup Jalan Parakan Salak yang tepat berada di ujung emplasemen stasiun, seperti yang ditampilkan dalam video viral.

Hal tersebut dikarenakan stasiun yang terletak di Sukabumi ini berukuran kecil dan emplasemen stasiun yang tidak cukup panjang.

Sehingga, posisi lokomotif berada sejajar dengan palang perlintasan kereta.

"Tidak benar bahwa penutupan tersebut dikarenakan menunggu masinis yang sedang membeli makanan," ujar Edy mengklarifikasi video yang tengah viral tersebut.

Ia menegaskan bahwa kejadian penutupan perlintasan tersebut selalu terjadi setiap harinya dan merupakan hal yang biasa terjadi di Stasiun Parungkuda, Sukabumi.

Diketahui, KA Pangrango dengan nomor 393 memiliki jadwal keberangkatan dari Stasiun Suka bumi pukul 15.45 WIB dan tiba di Stasiun Bogor pukul 17.48 WIB.

Kereta tersebut terdiri dari 1 kereta kelas eksekutif, 1 kereta pembangkit, dan 3 kereta ekonomi.

Baca juga: PT KAI Luncurkan 4 Kereta Baru, Apa Saja?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Tren
Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com