Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 November, Peringatan Hari Kesadaran Tsunami Sedunia

Kompas.com - 05/11/2019, 11:58 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - World Tsunami Awareness Day atau Hari Kesadaran Tsunami Sedunia kembali diperingati hari ini, 5 November 2019. Peeringatan ini ditetapkan pada Desember 2015 oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Tanggal 5 November dipilih untuk menghormati cerita Jepang "Inamura-no-hi" yang berarti membakar beras dengan jumlah besar. Selama gempa bumi tahun 1854, diceritakan seorang petani melihat air laut yang surut, sebuah pertanda dari tsunami.

Petani itu membakar seluruh panennya untuk memperingatkan para penduduk desa agar pergi ke tempat yang lebih tinggi. Setelahnya, ia membangun sebuah tanggul dan menanam pohon untuk menghalau gelombang di kemudian hari.

Peringatan ini adalah gagasan Jepang, yang selama bertahun-tahun menghadapi tsunami. Jepang mempelajari kebencanaan, terutama peringatan dini tsunami, aksi publik, dan pembangunan kembali setelah bencana.

Baca juga: Setahun Pasca-Tsunami Banten, Ifan Seventeen Masih Merinding Dengar Sirine Ambulans

Tsunami adalah bencana yang sangat mematikan. Salah satu kejadian tsunami dengan jumlah kematian tertinggi adalah tsunami Samudera Hindia pada Desember 2004.

Bencana ini diperkirakan menewaskan 227.000 orangnya di 14 negara,. Di antaranya Indonesia, Sri Lanka, India, dan Thailand.

Tiga minggu setelahnya, masyarakat internasional datang ke Kobe, di wilayah Hyogo Jepang. Di sana dirumuskan Hyogo Framework for Action, sebuah perjanjian global pertama terkait penurunan risiko bencana.

Dalam pertemuan tersebut, dibuat pula Sistem Peringatan dan Mitigasi Tsunami Samudera Hindia. Sistem itu menunjukkan stasiun pemantauan seismografik dan permukaan laut, serta penyebaran peringatan pada pusat-pusat informasi tsunami nasional.

Sendai Seven Campaign

Tahun ini, World Tsunami Awareness Day mempromosikan "Sendai Seven Campaign" atau Tujuh Kampanye Sendai.

Perjanjian Tujuh Kampanye Sendai dirancang untuk menyukseskan Kerangka Kerja Hyogo.

Baca juga: Khawatir Tsunami, Warga di Seram Barat Bangun Rumah di Pegunungan

Melansir dari laman UN Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR), tujuh target global dalam Kerangka Kerja Sendai terdiri dari hal-hal berikut:

  1. Menurunkan rata-rata tingkat kematian akibat bencana per 100.000 pada 2020-2030.
  2. Menurunkan jumlah orang yang terdampak bencana per 100.000.
  3. Menurunkan kerugian ekonomi langsung akibat bencana khususnya yang terkait dengan produk domestik bruto global (GDP) pada 2030.
  4. Menurunkan kerusakan bencana pada infrastruktur dan gangguan terhadap pelayanan dasar, diantaranya kesehatan dan fasilitas pendidikan, termasuk melalui pengembangan ketahanan pada 2030
  5. Menambah jumlah negara-negara dengan strategi-strategi penurunan risiko bencana lokal dan nasional pada 2020
  6. Memperbaiki kerja sama internasional dengan mendukung negara-negara berkembang agar bisa implementasikan kerangka kerja ini pada 2030.
  7. Meningkatkan ketersediaan dan akses terhadap sistem peringatan bencana multi-bahaya.

Terkait dengan hari kesadaran akan tsunami yang diperingati tiap 5 November, target difokuskan pada nomor 4 dari kerangka kerja Sendai, yaitu menurunkan kerusakan bencana untuk infrastruktur kritis dan gangguan terhadap layanan dasar.

Penurunan risiko

Tumbuhnya urbanisasi dan pariwisata di wilayah-wilayah berisiko tsunami, sekaligus menambah jumlah orang yang terancam bahaya. Untuk itu, penurunan risiko penting untuk menekan potensi kematian akibat bencana.

Saat ini, lebih dari 700 juta orang tinggal di daerah pesisir dataran rendah dan pulau-pulau kecil yang dapat terdampak oleh aktivitas ekstrem permukaan laut, termasuk tsunami.

Baca juga: Istri Sempat Mengeluh Herman Seventeen Nyanyikan Lagu Kemarin Sebelum Tsunami Banten Menerjang

Pada tahun 2030, diperkirakan 20 persen dari populasi dunia akan tinggal di area pantai yang berisiko terkena banjir, badai, dan tsunami.

 

Majelis Umum PBB telah mengundang semua negara, organisasi internasional, dan masyarakat sipil untuk memperingati World Tsunami Awareness Day. Harapannya, kesadaran akan tsunami meningkat. Juga mengundang berbagi pendekatan inovatif untuk menurunkan risiko.

Organisasi yang berfokus pada kebencanaan, UNISDR, juga diminta untuk mengawal peringatan hari kesadaran akan tsunami, berkolaborasi dengan organisasi PBB lainnya.

Sejumlah pekerjaan rumah yang masih harus diperhatikan yakni investasi pada infrastruktur yang berketahanan, sistem peringatan dini bencana, dan pendidikan.

Juga menumbuhkan rasa tolong-menolong untuk menyelamatkan orang-orang serta melindungi aset-aset yang dimiliki jika terjadi tsunami di masa mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Tren
Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Tren
Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com