Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Kinerja Menteri Jokowi...

Kompas.com - 25/10/2019, 05:50 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo telah mengumumkan para menteri yang mengisi kabinet barunya, Kabinet Indonesia Maju, Rabu (23/10/2019).

Ada wajah-wajah baru, ada juga "pemain lama" yang mengisi Kabinet Indonesia Kerja sebelumnya.

Selain unsur TNI, Polri, menteri di Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024 juga diisi dari tokoh partai politik hingga kalangan profesional.

Meski tidak banyak setidaknya ada 5 srikandi yang menghiasi menteri Jokowi.

Di antaranya yakni Sri Mulyani, Siti Nurbaya, Ida Fauziyah, Retno Marsudi hingga Gusti Ayu Bintang Darmavati.

Menanggapi komposisi menteri baru Jokowi, Direktur Pusat Kajian Politik (Puskapol) UI Aditya Perdana mengungkapkan, sebagian besar kabinet Jokowi berasal dari kelompok profesional.

Menurutnya, bila diperhatikan kelompok profesional menjadi sangat beragam.

"Ada beberapa hal yang menonjol menurut saya, misalkan masuknya pensiunan tentara dan polisi yang menurut saya jumlahnya lebih banyak, ini yang di luar partai politik," kata Aditya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (24/10/2019).

Lalu dia melihat sosok Prabowo sebagai Menteri Pertahanan dalam dua konteks, yakni sebagai partai dan juga pensiunan TNI.

"Nah dari sisi komposisi partai, menurut saya relatif sudah kelihatan bahwa ternyata yang paling banyak mendapat kursi menteri seperti yang kita duga. Meskipun Partai Demokrat yang tadinya diprediksi masuk kabinet, akhirnya tidak masuk," kata dia.

Baca juga: Resmi Dilantik, Berikut Lima Srikandi Jokowi di Kabinet Indonesia Maju

Kemudian, dari sisi organisasi masyarakat, saya pikir sudah sangat jelas ada representasi-representasi dari Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

"Dari sisi gender, jumlah perempuan berkurang. Saya tidak tahu mengapa Pak Jokowi mempertimbangkan mengurangi itu," katanya lagi.

Lebih lanjut Aditya menuturkan, dari sisi profesional anak muda yang katanya akan ada banyak, tapi akhirnya hanya ada Nadiem Makarim.

Menurutnya, Nadiem yang berusia 35 tahun itu relatif, karena dulu di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga ada menteri yang berusia di bawah 40 tahun.

Akan seperti apa?

Aditya menuturkan, bahwa Presiden Jokowi menekankan akan fokus di sektor sumber daya manusia, ekonomi, dan infrastruktur.

Kemudian, menteri yang mengurusi soal sektor infrastruktur dipertahankan oleh Jokowi.

"Artinya beliau memang sangat percaya dengan menteri tersebut," kata Aditya.

Namun, di sektor sumber daya manusia mengalami perombakan dan menurutnya mengejutkan hingga diperbincangkan oleh banyak orang saat ini.

"Dan juga ada beberapa nomenklatur yang diubah, dengan berubahnya nomenklatur tersebut juga merupakan suatu tantangan," jelas dia lagi.

Adapun tantangannya menurut Aditya agak lumayan.

"Hal tersebut dikarenakan pada periode sebelumnya Dikti itu kan bergabung dengan Ristek. Sekarang berubah lagi," paparnya.

Menurutnya, dalam melakukan perubahan di birokrasi kementerian, bukanlah hal yang mudah.

Prosesnya tidak hanya satu tahun, bisa lebih dari itu. Jadi memerlukan adaptasi dan penyesuaian lagi.

Di beberapa aspek memang untuk menteri-menteri lama di posisi yang sebelumnya tentu akan lebih mudah.

"Nah yang agak menantang itu menurut saya itu menteri baru yang ditempatkan pada posisi-posisi yang mereka harus melakukan rekstrukturisasi lagi," katanya.

Menurutnya, hal itu akan menantang dan tidak akan mudah.

"Kalau berhasil atau tidaknya, kita lihat saja nanti karena beberapa hari atau minggu ke depan mereka kan sudah mulai bekerja," imbuh Aditya.

Baca juga: Saat Menteri Jokowi Rangkap Jabatan, Apa yang akan Terjadi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com