Fenomena El Nino merupakan anomali suhu permukaan laut di wilayah Pasifik Tengah Ekuator yang lebih panas dari biasanya.
Sementara, jika lebih dingin dibanding biasanya disebut La Nina.
Siswanto menjelaskan, IOD+ menggambarkan anomali suhu permukaan laut di wilayah Samudera Hindia sebelah barat daya Sumatera yang lebih dingin dibanding suhu muka laut perairan timur Afrika, sebaliknya untuk IOD-.
Baca juga: Cuaca Panas, Waspadai Heat Stroke, Bagaimana Mencegahnya?
Fenomena El Nino dan IOD+ ini memengaruhi kondisi suhu muka laut menjadi lebih dingin dibanding biasanya di Perairan Indonesia.
Hal tersebut berimbas pada sedikitnya suplay masa uap air di udara dan menghambat aktivitas perawanan disebagian besar wilayah Indonesia.
Hingga pertengahan Oktober ini, pemantauan BMKG terhadap anomali iklim global memastikan bahwa episode El Nino lemah 2019 telah berakhir sejak Juli lalu, namun fenomena Dipole Mode positif (IOD+) masih berkembang cukup kuat di Samudera Hindia
"Hal itu berkaitan dengan kondisi suhu muka laut perairan Indonesia yang diprediksi masih cenderung lebih dingin hingga awal November nanti," ujar Siswanto.
Pada awal tahun 2020, lanjut dia, kondisi suhu muka laut Perairan Indonesia dirediksi normal hingga cenderung hangat yang bertahan hingga Juni 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.