Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Virus Ebola yang Diimpor Jepang untuk Olimpiade 2020

Kompas.com - 17/10/2019, 15:09 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Sumber WebMD

KOMPAS.com - Jepang dikabarkan mengimpor Ebola serta empat virus berbahaya lainnya guna menghadapi banyaknya turis mancanegara yang akan mengunjungi Tokyo untuk Olimpiade tahun depan.

Hal itu dilakukan oleh Jepang untuk memvalidasi tes yang sedang dikembangkan.

Tes tersebut akan menilai apakah pasien dengan salah satu virus tersebut masih bisa menular serta mengukur apakah pasien bisa menghasilkan antibodi untuk menetralisir virus.

Selain itu, tes tersebut nantinya juga dilakukan untuk mengantisipasi kesiapan Jepang untuk peristiwa semacam serangan bioterror.

Kementerian Kesehatan Jepang mengungkapkan, bahwa para peneliti menggunakan sampel yang meliputi virus Marburg, virus Lassa dan virus yang menyebabkan demam berdarah di Amerika Selatan dan di Krimea-Kongo.

Lantas, apa itu virus Ebola?

Dilansir WebMD, Ebola adalah virus langka yang mematikan, dapat menyebabkan demam, sakit-sakit di tubuh, diare, dan terkadang dapat menimbulkan pendarahan di dalam atau di luar tubuh.

Ketika virus menyebar ke seluruh tubuh, ia merusak sistem kekebalan dan organ. Pada akhirnya, ini menyebabkan tingkat sel pembekuan darah turun. Hal ini menyebabkan perdarahan hebat dan tidak terkendali.

Penyakit ini dikenal sebagai demam berdarah Ebola, tetapi sekarang disebut sebagai virus Ebola.

Baca juga: Mengenal Jenis dan Gangguan Kesehatan Mental

Tidak menular seperti virus

Ebola tidak menular seperti virus yang lebih umum seperti pilek, influenza, atau campak.

Ebola menyebar ke orang-orang melalui kontak dengan kulit atau cairan tubuh hewan yang terinfeksi, seperti monyet, simpanse, atau kelelawar buah.

Kemudian bergerak dari orang ke orang dengan cara yang sama. Mereka yang merawat orang sakit atau mengubur seseorang yang telah meninggal karena penyakit sering mendapatkannya.

Ebola tidak bisa menular melalui udara, air, atau makanan. Seseorang yang mengidap Ebola namun tidak memiliki gejala, tidak dapat menyebarkan penyakit.

Gejala

Sejak dini, Ebola bisa terasa seperti flu atau penyakit lainnya. Gejala muncul 2 hingga 21 hari setelah infeksi dan biasanya meliputi:

  • Demam tinggi
  • Sakit kepala
  • Nyeri sendi dan otot
  • Sakit tenggorokan
  • Kelemahan
  • Sakit perut
  • Kurang nafsu makan

Ketika penyakit semakin memburuk, itu menyebabkan pendarahan di dalam tubuh, serta dari mata, telinga, dan hidung. Beberapa orang akan muntah atau batuk darah, diare berdarah, dan ruam.

Baca juga: Kembali Mewabah, Kenali Gejala Virus Hog Cholera Pada Babi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com