Posisi Novanto sebagai Ketua DPR resmi digantikan Ade Komarudin per 11 Januari 2016.
Tidak sampai satu tahun, Ade Komarudin ditarik dari Pimpinan DPR pada November 2016 oleh partainya, Golkar.
Posisi Ketua DPR kembali dijabat oleh Setya Novanto.
Pada Juli 2017, Novanto kembali meninggalkan kursi Ketua DPR karena terjerat kasus korupsi proyek pengadaan E-KTP.
Sebelumnya, ia berkeras enggan meninggalkan jabatannya meskipun sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.
Ia menyebut, hal itu sesuai dengan peraturan perundangan tentang Pimpinan DPR yang boleh tetap menjabat meskipun tersandung kasus hukum, selama belum ada keputusan akhir yang mengikat.
Namun, akhirnya Setnov, sapaan Setya Novanto, resmi mengajukan surat pengunduran diri kepada fraksi partainya pada awal Desember 2017.
Dalam suratnya, ia mengusulkan nama Azis Syamsuddin untuk ditunjuk menjadi Ketua DPR, menggantikan posisinya. Namun usulan itu tidak disetujui.
Kursi kepemimpinan DPR RI kosong.
Hingga akhirnya ditunjuk Bambang Soesatyo sebagai ketua baru melanjutkan kepemimpinan DPR di 2 tahun periode yang tersisa.
Bambang Soesatyo dilantik menjadi Ketua DPR pada 15 Januari 2018 melalui rapat paripurna.
Sebelumnya, ia menjabat sebagai Ketua Komisi III yang membidangi hukum, HAM, dan keamanan.
Politisi lain yang sempat muncul dalam bursa pemilihan ketua DPR ini antara lain Agus Gumiwang Kartasasmita, Zainudin Amali, dan Fadel Muhammad, dan Aziz Syamsuddin yang sebelumnya diusulkan oleh Setnov.
Namun, nama Bambang Soesatyo menjadi satu-satunya kandidat kuat untuk diajukan sebagai ketua kepada Pimpinan DPR yang lain.
Ini merupakan kesepakatan yang muncul dari pembahasan internal para petinggi Partai Golkar, yaitu Ketua Umum Airlangga Hartarto, Ketua Dewan Pembina Partai Aburizal Bakrie, dan lain-lain.