Selain asma, tingginya hormon leption juga menyebabkan tubuh mengalami radang di berbagai jaringan, termasuk paru-paru.
Memang tidak ada tanda atau gejala pasti mengenai obesitas pada anak.
Biasanya, anak hanya terlihat lebih gemuk dari anak seusianya.
Selain itu, penyebaran lemak tubuh bisa berbeda-beda di setiap anak. Faktor genetik juga bisa memengaruhi bentuk tubuh anak.
Cara satu-satunya untuk memastikan berat badan anak adalah dengan rutin memeriksakan anak ke dokter atau Puskesmas untuk memantau tinggi dan berat badannya sesuai grafik tumbuh kembangnya di Kartu Menuju Sehat (KMS).
Baca juga: Waspada, Obesitas Bisa Sebabkan Depresi
Jika grafik sudah mengikuti garis hijau, artinya anak memiliki berat badan normal.
Sebaliknya, jika berada di atas garis hijau, artinya anak memiliki berat badan berlebih.
Di Indonesia, anak sudah termasuk kategori obesitas jika perbandingan antara berat badan dan usia anak mencapai lebih dari 3 standar deviasi yang tertera pada Kartu Menuju Sehat (KMS).
Orangtua harus benar-benar memerhatikan berat badan sang anak.
Selain asma, anak yang kelebihan berat badan rentan mengalami diabetes, kolesterol tinggi, penyakit jantung, tekanan darah tinggi hingga kanker ketika mereka dewasa nanti.
Oleh karena itu, berat badan anak yang tidak ideal harus diwaspadai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : Fakta dan Mitos Makanan yang Bikin https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.