Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Seruan Aksi Pelajar SMA/SMK di Yogyakarta, Ini Imbauan Disdikpora DIY

Kompas.com - 27/09/2019, 17:13 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Yogyakarta menanggapi pesan yang beredar lewat WhatsApp.

Pesan itu berisi ajakan aksi kepada para pelajar SMA/SMK di Yogyakarta untuk turun ke jalan pada 30 September 2019.

Pihak Polda DIY yang dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (27/9/2019), menyebutkan, belum ada informasi yang diterima pihak kepolisian soal rencana aksi itu. Sementara ini, Polda DIY menyatakan, informasi itu tidak benar.

Sementara, Disdikpora DIY meresponsnya dengan mengeluarkan surat imbauan yang ditujukan kepada kepala sekolah SMA/SMK se-Yogyakarta.

Kepala Dispora DIY Kadarmanta Baskara Aji saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/9/2019), mengatakan, gerakan seperti ini belum waktunya dilakukan oleh siswa SMA/SMK dan berpeluang dimanfaatkan pihak tak bertanggung jawab.

"Karena masih masuk kategori anak dan rawan dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggun gjawab," ujar dia.

Baca juga: Beredar Pesan Seruan Aksi Pelajar di Yogyakarta, Ini Kata Polda DIY

Berikut isi surat imbauan yang dikeluarkan Disdikpora DIY:

Dengan hormat, kami beritahukan bahwa saat ini banyak beredar di media sosial yang berisi undangan terbuka/ajakan kepada siswa/siswi untuk menghadiri acara "Siswa/Siswi Indonesia bergerak-Catatan akhir dikorupsi 2019, dari siswa/siswi Yogyakarta" dengan agenda turun ke jalan, pada hari Senin, tanggal 30 September 2019

Tangkapan layar surat resmi Dispora DIY terkait tanggapan atas aksi pelajar yang tersebar di WhatsApp.WhatsApp Tangkapan layar surat resmi Dispora DIY terkait tanggapan atas aksi pelajar yang tersebar di WhatsApp.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut, kami mengharapkan Saudara melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Memberikan pengertian kepada siswa di sekolah masing-masing, bahwa gerakan dengan tema sebagaimana tersebut di atas belum saatnya dilakukan oleh siswa SMA-SMK karena masih masuk kategori anak, dan rawan dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab;

2. Melarang siswa meninggalkan pelajaran pada jam-jam belajar di sekolah untuk melaksanakan "siswa bergerak" sebagaimana undangan terbuka dimaksud, baik konvoi kendaraan bermotor maupun demonstrasi dengan jalan kaki turun ke jalan, dan tetap menjalankan proses belajar mengajar seperti biasa;

3. Bekerja sama dengan pihak Kepolisian setempat untuk melakukan kegiatan inovasi berupa laboratorium demokrasi di sekolah dengan memberikan penjelasan edukatif tentang mekanisme penyaluran aspirasi/pendapat untuk membantu memecahkan persoalan-persoalan bangsa yang dirasakan oleh siswa, mulai Senin, 30 September 2019 s.d Jumat, 4 Oktober 2019;

4. Membangun komunikasi dengan orangtua siswa untuk mengawasi putra-putrinya dalam mengikuti proses belajar mengajar khususnya mulai Tanggal 30 September 2019 s.d. 4 Oktober 2019;

5. Gelorakan semangat salam "Pelajar Jogja bersahabat, Prestasi Tinggi Jujur Pasti".

Atas perhatian Saudara kami menyampaikan terima kasih.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com