Sebabnya, elite politik dan partai sibuk mementingkan kelompoknya sendiri dan tak bisa bekerja dengan baik.
Walhasil, tentara jadi kepala daerah, mengambil alih dan mengelola perusahaan Belanda, hingga membredel surat kabar.
Kuatnya militer tak berhenti di Orde Lama. Di era Soeharto, yang juga berasal dari militer, tentara ditempatkan di posisi-posisi strategis.
Dikutip dari Sosiologi Kepolisian (2016), polisi yang saat itu masih di bawah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), punya fungsi stabilitator pembangunan.
Polri baru punya eksistensi sendiri setelah Orde Baru tumbang. Pada tahun 2000, Polri dipisahkan dari TNI.
Di era yang sama, kekuasaan TNI dikecilkan seiring dengan berakhirnya dwifungsi ABRI. Urusan keamanan pun jadi dipegang polisi.
Bersambung...
Bagaimana sekarang polisi bisa mendapat tempat di era Jokowi? Baca artikel berikutnya
‘’Dwifungsi Polri’’ (2): Karpet Merah Jokowi untuk Pak Polisi