Akibatnya, Libya pun semakin terisolasi.
Dikutip dari History, Pemerintah Gadaffi kerap dituduh membiayai berbagai kelompok teroris dunia, dari gerilyawan Palestina hingga pemberontak Muslim Filipina.
Selama tahun 1980-an, Barat selalu menyalahkannya atas berbagai serangan teroris di Eropa.
Karenanya, pesawat perang AS memborbardir Tripoli pada April 1986 sebagai pembalasan atas serangan bom di aula dansa Jerman Barat.
Serangan itu dilaporkan telah menewaskan putrinya yang masih bayi dan membuatnya terluka.
Di akhir tahun 1990-an, Gaddafi berusaha mengeluarkan Libya dari keterisolasian internasional dengan melunakkan sikapnya terhadap Barat.
Menanggapi hal itu, PBB mencabut sanksi terhadap Libya. Disusul Amerika Serikat pada September 2004.
Setelah banyak mendapatkan penolakan dari negara-negara Arab, pria yang mempunyai nama lengkap Muammar Mohammed Abu Minyar Gaddafi tersebut berusaha menjalin hubungan baik dengan negara-negara Afrika non-Muslim.
Hal ini menjadikan dirinya sebagai salah satu negarawan Afrika.
Baca juga: Mantan Presiden Sarkozy Bantah Dirinya Terima Dana dari Gaddafi
Perjalanan panjang Gaddafi dalam memimpin Libya harus berakhir pada Februari 2011.
Pemerintahan yang otoriter dan kebijakan-kebijakannya yang tidak pro rakyat membuatnya semakin dibenci oleh rakyat Libya.
Gelombang revolusi yang terjadi di sejumlah negara Arab memicu protes besar-besaran terhadap rezim Gaddafi dan berhasil menggulingkannya.
Sejak revolusi 2011, perang saudara antara pasukan revolusioner yang didukung Barat melawan pasukan loyalis Gaddafi terus berkecamuk di Libya.
Gaddafi akhirnya meninggal pada 20 Oktober 2011 setelah mengalami siksaan dan ditembak di bagian dadanya.
Ia tidak mendapatkan penghormatan selayaknya pemimpin negara dari rakyatnya.
Namun, harapan rakyat Libya untuk keluar dari keterpurukan tampaknya masih panjang.
Hingga saat ini, perang saudara di Libya tak kunjung usai.
Baca juga: Saif al-Islam, Putera Gaddafi Dikabarkan Bebas dari Penjara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.