Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memotret Viral Kisah Horor KKN di Desa Penari...

Kompas.com - 31/08/2019, 14:10 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Memotret KKN di Desa Penari

Viral cerita horor yang ada di media sosial bukan pertama kali ini saja.

Beberapa cerita horor sebelumnya juga pernah jadi perbincangan di media sosial.

Cerita KKN di Desa Penari ini menunjukkan bahwa banyak yang menyukai kisah horor, meski belum bisa dipastikan kebenaran kisah itu.

Bagi Guru Besar Psikologi Universitas Gadjah Mada, Prof Koentjoro, viralnya kisah horor ini di media sosial menunjukkan bahwa platform media sosial menimbulkan efek echo chamber.

Apa itu echo chamber?  Ia menyebutkan, adanya pengulangan hal yang sama sehingga semakin populer.

"Akibatnya, apabila ada echo chamber, berarti ada saling penguatan antara kelompok yang percaya. Akhirnya yang tidak terjadi menjadi terjadi (ada)," kata Koentjoro, saat dihubungi Kompas.com.

ia menilai, kisah horor yang ramai di media sosial adalah permainan fiksi atau permainan kognitif (dua penafsiran berbeda).

Hal ini menyebabkan kisah horor mudah diterima oleh masyarakat Indonesia yang menyukai rasa penasaran dan rasa takut.

Meski demikian, Koentjoro menganggap rasa penasaran itu sebagai sesuatu yang wajar dalam ilmu psikologi.

"Barangkali ada displacement atau pengalihan obyek, dengan sesuatu yang tidak biasa. Sementara yang di vlog kan suatu yang biasa," ujar Koentjoro.

Sementara itu, psikolog asal Solo, Jawa Tengah, Hening Widyastuti, mengatakan, kisah horor ini selalu menarik perhatian karena adanya rasa sensasional yang didapatkan oleh seseorang ketika menonton atau membaca film horor.

Menurut dia, penggemar horor kebanyakan adalah orang yang menyukai tantangan dan berjiwa tidak monoton.

Selain itu, membaca cerita horor juga bisa membuat emosi seseorang dan rasa takutnya menjadi satu.

Cerita horor, menurut Hening, bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi stres dan menetralisir keruwetan masalah kehidupan.

Jika masih dalam batas wajar, menurut dia, tak ada yang perlu dikhawatirkan.

(Sumber: Kompas.com/Retia Kartika Dewi/Nur Rohmi Aida)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Tren
UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Tren
Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com