Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Melihat Ragam Tradisi Menjelang Ramadhan di Indonesia...

Sebagai negara dengan mayoritas penduduknya Islam, kemeriahan menyambut Ramadhan di Indonesia pun sangat terasa.

Ada beragam tradisi yang dilakukan guna menyambut bulan suci Ramadhan tergantung daerah masing-masing.

Lantas, apa saja tradisi menyambut Ramadhan di Indonesia?

Tradisi sambut Ramadhan di Indonesia

1. Nyorog (Jakarta)

Nyorog adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Betawi dengan membagikan bingkisan makanan ke saudara dan keluarga, dikutip dari Kompas.com (8/3/2023).

Jika ditarik sejarahnya, masyarakat Betawi pada zaman dahulu memiliki tempat tinggal yang saling berjauhan satu sama lain karena dibatasi hutan dan kebun.

Dengan begitu, muncul tradisi nyorog yang dikenalkan oleh para wali penyebar agama Islam dan sudah dilakukan masyarakat Betawi sejak 1800-an.

Selain menyambut Ramadhan, tradisi nyorog ini juga dilakukan saat Idul Fitri dan upacara pernikahan.

2. Kuramasan (Cianjur, Jawa barat)

Tradisi kedua untuk menyambut Bulan Ramadhan, yakni berasal dari Kampung Adat Miduana, CIanjur, Jawa Barat yang bernama kuramasan.

Kampung adat yang masih berpegang teguh pada tradisi Sunda ini menggelar acara kuramasan dengan mandi secara beramai-ramai di Sungai Cipandak, Cianjur.

Warga juga akan membersihkan sampah di Sungai Cipandak dengan bergotong-royong dan dilanjutkan dengan makan bersama.

3. Papajar (Cianjur, Jawa Barat)

Di Cianjur, Jawa Barat, ada tradisi lain untuk menyambut bulan suci Ramadhan yang dikenal dengan papajar.

Tradisi ini dilakukan dengan makan nasi liwet bersama di perkampungan maupun tempat wisata, seminggu sebelum Ramadhan.

Oleh korean itu, obyek wisata di Cianjur biasanya akan diramaikan pengunjung jelang Ramadhan untuk melakukan papajar.

4. Munggahan (Jawa Barat)

Tradisi munggahan yang berasal dari Jawa Barat ini dilakukan seminggu atau dua minggu sebelum Ramadhan.

Biasanya, warga akan berkumpul bersama keluarga, saudara, atau tetangga dengan makan bersama dan saling bermaaf-maafan, serta memanjatkan doa untuk kelancaran ibadah puasa.

Kata dugderan sendiri berasal dari suara bedug yang berbunyi “dug” dan meriam yang berbunyi “der”.

Tradisi ini sudah ada sejak 1881 ketika masa pemerintahan Bupati Purbaningrat.

Sehari menjelang Ramadhan, umumnya masyarakat memukul bedug di Masjid Besar Kauman, disusul dengan penyulutan meriam di halaman pendopo usai shalat Ashar.

6. Baratan (Jepara, Jawa Tengah)

Baratan merupakan tradisi jelang Ramadhan yang berasal dari Desa Kriyan, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Tradisi ini berupa kirab pada bulan Sya’ban dalam kalender Hijriah. Nama baratan berasal dari kata barakatan dalam bahasa Arab yang berarti keselamatan.

Adapun makna dari tradisi ini adalah untuk meminta keselamatan kepada Allah SWT menjelang Ramadhan.

7. Dandangan (Kudus, Jawa Tengah)

Tradisi dandangan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyambut Ramadhan di Kudus, Jawa Tengah.

Nama dandangan berasal dari suara bedug khas Masjid Menara Kudus yang berbunyi “dang” untuk menandai awal puasa.

Zaman dahulu, dandangan merupakan tradisi berkumpulnya para santri di depan Masjid Menara Kudus untuk menunggu pengumuman dari Sunan Kudus tentang penentuan awal Ramadhan.

Kini, tradisi dandangan digelar dengan melakukan kirab dandangan dimulai dari Jalan Kiai Telingsing menuju kompleks Menara Kudus sejauh tiga kilometer.

8. Sadranan (Jawa)

Sadranan atau nyadran merupakan tradisi sebelum puasa di sebagian besar Pulau Jawa, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Tradisi sadranan dilakukan dengan mendatangi atau ziarah makam orangtua atau keluarga yang sudah meninggal dunia.

Keluarga yang masih hidup akan membersihkan makam sembari menaburkan bunga, serta mengirimkan doa.

9. Padusan (Jawa Tengah dan Yogyakarta)

Padusan sendiri berasal dari kata "adus" yang dalam bahasa Jawa berarti mandi. Sesuai namanya, tradisi ini dilakukan dengan cara berendam atau mandi di sumber mata air.

Tradisi yang banyak dilakukan oleh masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta ini bertujuan membersihkan jiwa dan raga menyambut bulan Ramadhan.

10. Ruwahan (Jawa Tengah dan Yogyakarta)

Tradisi ruwahan adalah ritual penyambutan bulan puasa yang berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Nama ruwahan sendiri berasal dari kata “ruwah” yang meruapakan bulan kedelapan dalam penanggalan Jawa, atau bertepatan bulan Sya’ban dalam kalender Islam.

Tradisi ini dilakukan dengan menggelar kenduri atau selamatan untuk mendoakan para leluhur dan berbagai sedekah kepada tetangga.

Dilansir dari Kompas.com (25/3/2022), megengan adalah tradisi menyambut bulan Ramadhan yang dilakukan oleh masyarakat Jawa Timur.

Tradisi ini dilakukan dengan kenduri atau selamatan di masjid atau mushola. Tak lupa, setiap warga membawa makanan untuk dibagi dan dimakan bersama-sama.

Namun dalam tradisi ini, ada satu makanan yang tak akan pernah tergantikan, yaitu kue apem.

Nama apem berasal dari kata bahasa Arab yakni afwan yang berarti maaf atau ampunan, sebagai simbol permohonan ampun kepada Allah SWT.

12. Meugang (Aceh)

Menjelang bulan puasa, masyarakat Aceh mengadakan meugang dengan membeli daging sapi, kemudian memasakanya, dan menyantapnya bersama keluarga.

Tak jarang, mereka juga mengundang tetangga, anak yatim, dan fakir miskin untuk menikmati hidangan bersama-sama.

Daging sapi ini diolah dengan menu masakan daerah masing-masing di Aceh, seperti asam keueung, kari, gulai merah, dan sebagainya.

13. Malamang (Padang)

Tradisi malamang digelar oleh masyarakat Kecamatan Pauh, Padang, Sumatera Barat untuk menyambut bulan Ramadhan.

Malamang dilakukan dengan membuat lamang, makanan khas Minang yang terbuat dari beras ketan.

Uniknya, lamang tersebut dimasak dengan cara dimasukkan ke dalam bambu panjang kemudian dibakar dengan dilapisi daun pisang.

Lamang biasanya menjadi makanan pembuka saat buka puasa. Tradisi malamang biasanya dilakukan sepekan hingga sehari menjelang Ramadhan.

14. Mohibadaa (Gorontalo)

Masyarakat Gorontalo menggelar tradisi mohibadaa untuk menyambut bulan suci Ramadhan, dengan membalurkan ramuan rempah-rempah tradisional sebagai masker wajah.

Adapun racikan rempah-remah yang digunakan antara lain tepung beras, humopoto (kencur), bungale (bangle), dan alawahu (kunyit). Disarankan menggunakan beras ketan agar hasil tepungnya halus.

Mohibadaa dilakukan dengan tujuan untuk menjaga kondisi kulit karena biasanya saat puasa, kulit terasa kering apalagi cuaca Gorontalo sangat panas.

Tak hanya aromanya yang harum sepanjang hari, kulit juga akan terasa kencang, sehat berseri, tidak kering, dan mengurangi kerutan.

(Sumber: Kompas.com/Ulfa Arieza | Editor: Anggara Wikan Presetya)

https://www.kompas.com/tren/read/2024/03/06/173000165/melihat-ragam-tradisi-menjelang-ramadhan-di-indonesia-

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke